Harga Saham Bukalapak Masih Kuat Menanjak Meski Tak Bagi Dividen
PT Bukalapak.com Tbk memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2022. Keputusan ini telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis (25/5).
Padahal emiten dengan kode saham BUKA tersebut membukukan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sekitar Rp 1,9 triliun. Angka tersebut melejit 218% dibanding tahun sebelumnya di mana Bukalapak mengalami rugi Rp 1,7 triliun pada 2021.
Meski belum bisa memberikan dividen, namun harga sahamnya cenderung menguat sejak RUPST. Bila pada penutupan Kamis (25/5) harga saham BUKA ada di level Rp 197, namun emiten e-Commerce tersebut mampu terus menanjak ke posisi Rp 199 pada Jumat (26/5), dan menjadi Rp 204 pada Senin (29/5), lalu kemudian ada di Rp 216 pada penutupan perdagangan Selasa (30/5).
Dalam RUPST, Bukalapak juga melaporkan hasil realisasi dana hasil penawaran umum atau IPO sebesar Rp 7,8 triliun dengan rincian yaitu Rp 3,4 triliun untuk modal kerja perseroan.
Lalu Rp 964,9 miliar untuk modal kerja PT Buka Mitra Indonesia. Setelah itu Rp 3,4 miliar untuk modal kerja PT Buka Usaha Indonesia. Senilai Rp 33,1 miliar untuk modal kerja PT Buka Pengadaan Indonesia.
Setelah itu Rp 1 miliar untuk modal kerja Bukalapak Pte. Ltd. Sebanyak Rp 10,6 miliar untuk modal kerja PT Five Jack, dan Rp 3,4 triliun untuk pertumbuhan atau pengembangan usaha perseroan dan entitas anak serta modal kerja entitas anak selain yang sudah disebutkan.
Sehingga total sisa dana hasil penawaran umum perseroan saat ini adalah sebesar Rp 13,5 triliun di tempat dalam rekening perseroan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
RUPST juga menyetujui rencana pelaksanaan program kepemilikan saham manajemen dan karyawan atau MESOP Tahap II dengan jumlah maksimal 4 miliar lembar saham. Alokasi itu setara dengan 3,9% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Bukalapak pertama kali melaksanakan MESOP tahap pertama pada 2021 sebanyak 5,05 miliar saham. Jumlah itu setara 4,9% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Namun, hanya terlaksana 18,3 juta dan masih tersisa 5,1 miliar saham.
"Harga saham perseroan yang menurun dengan sangat signifikan dari harga pelaksanaan yang telah disetujui dan dilakukan pra-pencatatan oleh BEI untuk program MESOP tahap I menyebabkan tidak optimalnya realisasi program MESOP tahap pertama," kata manajemen Bukalapak, dalam prospektus resminya, Rabu (24/5).
Manajemen BUKA beralasan, aksi ini merupakan bentuk apresiasi dan strategi perseroan untuk terus mengoptimalkan kinerja dan mempertahankan pertumbuhan yang berkesinambungan bagi perusahaan. Adapun harga pelaksanaan MESOP sekurang-kurangnya 90% dari rata-rata harga penutupan saham BUKA selama kurun waktu 25 hari bursa berturut-turut di pasar regular.