Awas Jebakan Dividen Jumbo PTBA, Investor Perlu Cermati Hal Ini
Emiten pertambangan batu bara BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan pembagian dividen untuk tahun buku 2022 senilai Rp 12,6 triliun atau 100% dari laba. Dividen yield PTBA tercatat 28,75%, dan setiap investor akan menikmati Rp 1.090 dividen per saham.
Pembagian pembagian dividen PTBA dijadwalkan 23 Juni 2023 untuk cum dividen pasar reguler dan negosiasi, sementara ex dividen pasar reguler dan negosiasi pada 26 Juni 2023.
Namun, di balik dividen jumbo yang dibagikan, ada kekhawatiran mengenai dividen trap, yakni di mana harga saham emiten cenderung jatuh usai ex dividen atau di hari terakhir perdagangan saham sebelum pembagian dividen. Bahkan, sahamnya bisa menyentuh auto reject bawah (ARB). Biasanya ini terjadi karena investor melepas saham emiten tersebut secara bersamaan.
Secara historis, memang tejadi penurunan nilai saham PTBA usai ex dividen, tapi tidak berlangsung lama. Misalnya, setelah ex dividen di 2022, tepatnya pada 8 Juni 2022, saham PTBA mengalami pelemahan pada 13 Juni 2022 ke posisi Rp 3.870/saham. Namun, pada 21 Juni 2022 harga saham perusahaan kembali rebound ke posisi 4.030 per saham.
Saat ini, harga saham Bukit Asam diperdagangkan pada kisaran Rp 3.810 sampai dengan Rp 3.870 per saham. Berdasarkan riset KB Valbury Sekuritas, perusahan menargetkan buy on weakness atau beli saat harganya turun, yakni pada rentang Rp 3.790.
"Target harga PTBA di rentang Rp 3.940 sebagai batas atas dan Rp 3.740 sebagai batas bawah," tulis KB Valbury, Selasa (20/6). Sedangkan, batasan toleransi saham PTBA untuk turun atau stoploss level berada di Rp 3.540 per saham.
Ciptadana Sekuritas dalam laporan risetnya juga memprediksi, kinerja bisnis PTBA akan ditopang oleh membaiknya kinerja operasionalnya. Hal ini berpotensi menjadi katalis positif bagi saham PTBA.
Pada kuartal I-2023, nisbah kupas atau dikenal dengan stripping ratio (SR) konsolidasian PTBA berada berada di 7,1 kali. Namun dalam beberapa kuartal ke depan SR PTBA diekspektasikan menurun.
“Kami perkirakan stripping ratio akan kembali normal pada kuartal selanjutnya sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh perseroan sebesar 6,3 kali setelah aktivitas pra-pengupasan di tambang Air Laya menjadi normal di kuartal berikutnya,” tulis Ciptadana Sekuritas.
Perusahaan dengan fundamental kuat biasanya memiliki nilai lebih di mata investor jangka pangka panjang, untuk masuk dalam portofolio mereka. Sehingga keuntungan yang didapatkan pun bukan hanya dari sisi dividen, melainkan dari pertumbuhan harga saham.
Misalnya, jika investor telah memiliki saham PTBA sejak awal tahun ini nilainya telah naik sekitar 5% seiring peningkatan harga saham. Apabila investor berniat menjualnya pada 28 April lalu, keuntungan dari selisih harga saham mencapai 12%. Keuntungan ini lebih tinggi jika investor hanya menempatkan uangnya pada deposito perbankan dengan variasi 2,5-4% per tahunnya.