OJK Sebut Akan Ada IPO di Bursa Karbon dalam Waktu Dekat

Nur Hana Putri Nabila
26 Oktober 2023, 16:27
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kedua kiri) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kedua kiri) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar (kiri) meresmikan bursa karbon Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/9/2023).

Transaksi di Bursa Karbon Indonesia (IDX) Carbon masih sepi sejak diluncurkan pada 26 September 2023. Meski demikian, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan dalam waktu dekat akan ada penawaran efek perdana atau Initial Public Offerings (IPO) di bursa karbon.

“Dalam waktu tidak lama lagi akan ada yang listed di bursa karbon,” kata Inarno saat ditanyai perihal bursa karbon di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/10).

Ia menyebut perkembangan bursa karbon sejauh ini berjalan baik. Akan tetapi, ia mengingatkan masyarakat agar tidak menyamakan transaksi di bursa karbon dengan transaksi di pasar saham yang sudah jauh berkembang. “Bursa karbon tuh jangan dilihat seperti di saham. Tapi kalau untuk starting, itu sudah bagus sekali,” kata Inarno.

Di sisi lain, Inarno juga menyampaikan tantangan yang akan dihadapi bursa karbon. Indonesia perlu melihat pengalaman negara-negara tetangga terkait durasi proses listing.

“Negara-negara tetangga negara lain butuh berapa lama untuk ada transaksi untuk listed di sana? Saya tidak sebutkan negaranya, tapi yang sebelah kita saja itu dua tahun. Kita alhamdulillah sedikit dari hari pertama sudah ada (transaksi),” ujar Inarno. 

Partisipan Bursa Karbon Terus Bertambah

Sebelumnya, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, pihaknya selalu aktif untuk mengajak lebih banyak pihak untuk berpartisipasi sebagai pengguna jasa bursa karbon.  Beberapa perusahaan telah menyatakan minat untuk bergabung di IDX Carbon, antara lain PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan anak-anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). 

Selain itu, kata Jeffrey, BEI sedang mengkaji untuk melibatkan anggota bursa sebagai perantara di perdagangan bursa karbon. Namun, BEI tidak menargetkan jumlah unit karbon yang akan tercatat di 2024. Bursa berharap total karbon yang diperdagangkan saat ini, yaitu 1,7 juta ton Co2 ekuivalen dapat terjual tahun ini atau pun tahun depan.

Dalam debut perdana IDX Carbon pada 26 September 2023, terdapat tiga belas transaksi yang dilakukan dengan proyek yang tergistrasi Pertamina NRE, yaitu proyek Lahendong unit 5 dan 6 di Sulawesi Utara milik PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO). Unit karbon yang diperdagangkan vintage medio 2016 sampai 2020. 

Proyek tersebut sudah berkontribusi penurunan karbon hingga 202.989 ton CO2. Selain itu, telah tercatat dalam perdagangan bursa karbon dari PT PJB UP Muara Karang dan PT UPC Sidrap Bayu Energi yang dimiliki oleh PLN.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...