KSEI Catat Jumlah Investor Pasar Modal Capai 11,7 Juta
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebutkan jumlah investor pasar modal Indonesia berdasarkan single investor identification (SID) telah mencapai 11,72 juta per September 2023. Dari jumlah investor tersebut, investor reksa dana mendominasi.
Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat menyatakan investor pasar modal mengalami pertumbuhan yang konsisten selama beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan investor selama sekitar sepuluh bulan terakhir ditopang oleh pertumbuhan investor reksa dana sebesar 14,47% dan investor Surat Berharga Negara (SBN) 15,45%. Adapun jumlah investor saham juga meningkat 13,27%.
Secara rinci, jumlah investor pasar modal terdiri atas 5,02 juta investor saham, 10,99 juta investor reksa dana, dan 959 ribu investor surat berharga negara (SBN). "Jika digabung dengan SID peserta tabungan perumahan rakyat (Tapera). Maka total jumlah SID telah mencapai 16 juta. Jumlah investor pasar modal Indonesia tumbuh 13,76% dari tahun sebelumnya 10,31 juta," kata Samsul dalam keterangan resmi, Jumat (27/10).
Sementara itu, dari sisi demografi, data KSEI per September 2023 menunjukkan bahwa investor pasar modal di Indonesia masih didominasi oleh milenial dan gen Z dengan usia 30 tahun ke bawah dan 31-40 tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 80%. Hal tersebut sejalan dengan tingkat pendidikan investor yang didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan jumlah 60,28%.
Kepemilikan aset investor muda cenderung meningkat dibandingkan tahun lalu. Hal ini memperlihatkan peningkatan antusiasme investor muda. Dari sisi pekerjaan, 32,86% investor merupakan pegawai, disusul dengan pelajar sebesar 26,50%.
Sedangkan untuk data kinerja operasional, nilai aset yang tercatat di sistem utama central depository and book-entry settlement system (C-BEST) meningkat 6% dari tahun lalu menjadi Rp 7.120 triliun.
"KSEI juga mencatatkan frekuensi pemindahbukuan efek sebanyak 3,9 juta kali atau meningkat 48,85% dari tahun sebelumnya, serta nilai pemindahbukuan efek sebesar Rp 4.201 triliun,"ujar Samsul.
Untuk reksa dana, dana kelolaan atau asset under management (AUM) mengalami mengalami sedikit penurunan sebesar 0,07% menjadi Rp 797 triliun. Tercatat jumlah frekuensi subscription (pembelian unit) dan redemption (penjualan unit) reksa dana sebanyak 19,5 juta kali. Angka ini mengalami penurunan dari September 2022 sebesar 13,07%, meskipun dari sisi nilai subscription dan redemption reksa dana naik 3% dari September 2022 sebesar Rp 664 triliun.
Selain itu, Samsul menjabarkan beberapa rencana inisatif KSE yang terdiri atas 35 program kerja, dengan 14 di antaranya merupakan program strategis. "Inovasi KSEI yang dilakukan secara berkesinambungan merupakan wujud komitmen untuk mendukung pengembangan pasar modal Indonesia, termasuk target jumlah investor pasar modal yang mencapai 20 juta investor, sesuai dengan roadmap pasar modal Indonesia tahun 2023-2027 yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujar Samsul.
Bentuk nyata dari komitmen tersebut, antara lain KSEI mendapatkan persetujuan operasional sebagai peserta BI-FAST pada tanggal 31 Januari 2022. Bergabungnya KSEI sebagai peserta BI-FAST adalah untuk mendukung peningkatan efisiensi transaksi di pasar modal Indonesia, khususnya investor retail.
"Untuk mendukung pengembangan infrastruktur dari sisi anggaran, KSEI memproyeksikan penambahan aset tahun 2024 sebesar 11,11% dari tahun sebelumnya," kata Samsul.