BEI Sebut Belum ada BUMN di Daftar Perusahaan yang Mengantre IPO

Patricia Yashinta Desy Abigail
2 Januari 2024, 14:50
Ilustrasi IPO di BEI
Katadata
PT Janu Putra Sejahtera resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Kamis (30/11). Foto: Nur Hana Putri Nabila.

Ringkasan

  • Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan beberapa menteri untuk mendiskusikan isu penting berkaitan dengan bantuan sosial, gaji guru, serta penerimaan siswa baru melalui jalur zonasi.', "Pertemuan tersebut melibatkan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, yang membahas berbagai topik mulai dari penyaluran bantuan sosial hingga pelaksanaan Hari Guru Nasional.", 'Selain itu, Presiden Prabowo merancang rapat terbatas mengenai pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara) untuk mengelola sovereign wealth fund (SWF) dengan dana kelolaan awal sebesar US$ 600 miliar, setelah kembali dari kunjungan kerja luar negeri.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan hingga saat ini belum ada perusahaan berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun anak usahanya yang masuk ke pipeline atau antrian initial public offering (IPO) tahun ini. 

"Sampai saat ini belum ada BUMN atau pun subsidiary (anak usaha) yang masuk di pipeline IPO IDX," kata  Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna, Selasa (2/1). 

Menurut data BEI, terdapat 30 perusahaan yang mengantre dalam pipeline penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). 

Dari 30 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI, sekitar 19 perusahaan masuk dalam kategori aset skala menengah dengan nilai antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar.

Sementara itu, sebanyak sembilan perusahaan merupakan perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar. Kemudian, dua perusahaan lainnya beraset kecil dengan nilai di bawah Rp 50 miliar. Perusahaan dari sektor konsumer mendominasi calon perusahaan terbuka, dengan rincian konsumer siklikal sebanyak enam perusahaan dan empat perusahaan mewakili konsumer non siklikal. 

Nyoman Yetna mengatakan, selama periode 1 Januari-29 Desember 2023, sudah ada 79 perusahaan baru yang mencatatkan saham atau IPO di BEI.

Berikut daftar 30 perusahaan yang akan IPO menurut sektornya :

- Tiga perusahaan dari sektor material dasar

- Enam perusahaan dari sektor konsumer primer

- Empat perusahaan dari sektor konsumer non-primer

- Dua perusahaan dari sektor energi

- Lima perusahaan dari sektor industrial

- Tiga perusahaan dari sektor infrastruktur

- Satu perusahaan dari sektor properti

- Lima perusahaan dari sektor teknologi

-Satu perusahaan dari sektor transportasi dan logistik


Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi memberikan sinyal bahwa ada perusahaan BUMN yang bakal IPO di 2024. "BUMN tentunya ada ke sana, tetapi ada beberapa yang belum bisa saya sebutkan," ujar Inarno pada Jumat (29/12). 

Beredar kabar bahwa perusahaan pelat merah yang akan IPO dalam waktu dekat adalah anak usaha PT Pupuk Indonesia, yakni PT Pupuk Kaltim. VP Corporate Communication Pupuk Kaltim Anggono Wijaya sebelumnya menyebutkan bahwa perusahaan tengah menunggu arahan dari pemegang saham, baik Pupuk Indonesia maupun Kementerian BUMN untuk menjalankan aksi korporasi sebagai perusahaan publik.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...