Bursa Wall Street Rontok, Indeks Dow Jones Turun 0,6%
Indeks bursa Amerika Serikat (AS) mengakhiri sesi perdagangan di zona merah pada Selasa (16/1).
Indeks Dow Jones Industrial Average turun sebesar 231,86 poin atau 0,62% ditutup pada 37.361,12. Turunnya Dow Jones dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi dan pemeriksaan laporan keuangan kuartal keempat oleh Wall Street.
Sementara S&P 500 juga melemah 0,37% menjadi 4.765,98, dan Nasdaq Composite terkoreksi sebesar 0,19%, ditutup pada 14.944,35. Sedangkan pada hari Senin (15/1) pasar tutup untuk memperingati Hari Martin Luther King Jr.
Seiring dengan hal itu, Boeing anjlok sebanyak 7,9% setelah Wells Fargo menurunkan peringkat perusahaan menjadi setara dengan kelebihan bobot. Hal tersebut terkait dengan masalah berkelanjutan pada model 737 Max 9.
Sementara AMD melonjak sebesar 8,3% setelah mendapatkan dukungan dari komentar positif seorang analis mengenai permintaan semikonduktor. Perusahaan pembuat chip ini, yang tengah bersaing dengan Nvidia dalam pengembangan kecerdasan buatan, mencapai level tertinggi dalam 52 minggu. AMD juga dijadwalkan untuk merilis laporan hasil kuartalnya pada 30 Januari mendatang.
Imbal hasil surat utang negara Amerika Serikat bertenor 10 tahun juga naik lebih dari 11 basis poin menjadi 4,06%. Kenaikan tersebut terjadi setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menyiratkan dalam pidatonya, bank sentral mungkin akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lambat daripada yang diperkirakan oleh Wall Street.
Selain itu, beberapa bank besar merilis laporan keuangan kuartalannya pada Selasa (16/1) pagi. Goldman Sachs melaporkan laba dan pendapatan yang melebihi perkiraan. Sementara Morgan Stanley mencatat peningkatan pendapatan pada kuartal keempat.
Meskipun saham Goldman Sachs naik tipis sebesar 0,7%, saham Morgan Stanley justru merosot lebih dari 4%.
Sedangkan menurut Ahli Strategi Investasi Senior di U.S. Bank Asset Management, Tom Hainlin hingga saat ini, terlihat bahwa konsumen masih cukup kokoh. Jika melihat secara keseluruhan, bank - bank yang sudah melaporkan kuartalannya, umumnya menunjukkan bahwa pengeluaran berada dalam kondisi baik. Saldo kartu kredit juga mengalami peningkatan.
“Tapi kami juga mendapatkan lebih banyak pertumbuhan rekening," kata Tom Hainlin.
Hingga saat ini, menurut data dari FactSet sekitar 30 perusahaan yang terdaftar di S&P 500 telah merilis laporan hasil keuangan kuartal keempat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 78% perusahaan tersebut berhasil mengungguli ekspektasi pendapatan.
Di sisi lain, investor juga tengah menantikan data penjualan ritel bulan Desember yang dijadwalkan dirilis pada hari Rabu. Data ini dianggap penting sebab menjadi pemicu kekhawatiran terkait resesi dan pertumbuhan ekonomi.
Jika terjadi perlambatan dalam belanja konsumen AS, hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut terkait kondisi ekonomi secara keseluruhan.