Analis Sebut IHSG Rawan Anjlok ke Level 6.900-an, Ini Respons BEI
Analis Riset Henan Putihrai Sekuritas, Steven Gunawan menyebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menyentuh level batas bawah atau support 7.070 hingga anjlok 6.990 dalam waktu dekat. Ia menyebut hal itu disebabkan karena beberapa sentimen negatif.
"Salah satunya dipicu karena nilai tukar sudah jatuh mencapai Rp 15.860 per dolar AS. Hal itu juga seiring dengan penundaan penurunan suku bunga The Fed,” kata Steven dikutip Kamis (25/1).
Di samping itu, ia mengingatkan pelaku pasar, sebelumnya 80% anggota The Federal Open Market Committee (FOMC) mengatakan bahwa The Fed akan menurunkan acuan suku bunga pada Maret 2024.
“Tapi sekarang hanya 40% yang bilang turun, jadi sudah tidak mutlak lagi rencana penurunan suku bunga The Fed. Jadi Maret-Mei tidak turun, maka paling berharap Juni atau Juli apakah selama ini?,” ujarnya.
Lebih lanjut, Steven mengatakan dengan sentimen itu membuat investor asing melakukan aksi jual pada saham-saham di negara berkembang seperti Indonesia.
Seiring dengan hal itu, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyampaikan bahwa bagi BEI turun naiknya IHSG merupakan suatu mekanisme pasar. Dengan demikian, BEI tidak memiliki ekspektasi terhadap pergerakan IHSG.
“Karena pada akhirnya IHSG itu atau saham-saham yang menjadi konstituen di dalam IHSG itu akan menemukan titik keseimbangannya dari proses permintaan dan penawaran yang terjadi,” kata Jeffrey kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Kamis (25/1).
Meskipun banyak analis yang melakukan proyeksi angka tertentu, Jeffrey meyakini bahwa analis tersebut menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan. Selama perjalanan prediksi IHSG tersebut, Jeffrey menganggap fluktuasi IHSG adalah dinamika pasar yang wajar.
“Jadi, bursa tidak pada posisi untuk berekspektasi tentang indeks atau mengarahkan pergerakan indeks, kami sepenuhnya menyerahkan itu sebagai mekanisme pasar,” ujar Jeffrey.