Wall Street Lanjut Tren Hijau, S&P 500 Capai 5.000 Usai Revisi Inflasi

Nur Hana Putri Nabila
12 Februari 2024, 06:25
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street menguat pada hari Jumat (9/2) setelah data revisi inflasi bulan Desember dirilis lebih rendah daripada laporan sebelumnya. Sementara Indeks S&P 500 mencapai level di atas 5.000 atau naik sebanyak 0,57% dan berakhir di 5.026,61. 

Penguatan juga terjadi pada Nasdaq Composite dengan catatan melesat 1,25% hingga 15.990,66. Meski demikian, Indeks Dow Jones Industrial Average turun sebesar 0,14%, atau 54,64 poin, dan menetap di 38.671,69.

Selama minggu lalu, S&P 500 terapresiasi sebesar 1,4% dan Nasdaq melesat 2,3%. Sedangkan Dow Jones sendiri berakhir stagnan. Ketiga indeks utama tersebut mencatat kemenangan minggu kelima secara beruntun, tren positif tercatat hingga minggu ke-14 dalam 15 minggu terakhir. 

Wakil Kepala Investasi di Envestnet, Dana D'Auria, menyampaikan pada akhirnya, investor masih melihat berita positif dari segi ekonomi. Capaian itu mendapat reaksi positif dari pasar. 

"Semakin lama cerita itu berlangsung, semakin besar kemungkinan bagi pasar bahwa kita benar-benar akan mendarat di sini," kata D’Auria dikutip CNBC, Senin (12/2). 

Selain itu D’Auria mengatakan pasar telah mengalami reli yang kuat selama tahun 2024 didorong oleh laporan keuangan yang kuat, penurunan data inflasi, dan ketahanan ekonomi. Perkembangan tersebut memicu kenaikan S&P 500 di atas 5.000. Indeks ini pertama kali melewati level 4.000 pada bulan April 2021.

Sedangkan menurut Kepala strategi teknis di LPL Financial, Adam Turnquist, penutupan di atas level yang diperhatikan secara ketat ini akan menjadi berita utama dan semakin memicu emosi fear of missing out atau perasaan takut ketinggalan (FOMO). "Di luar potensi dorongan sentimen, angka bulat seperti 5.000 sering kali memberikan area psikologis support atau resistance untuk pasar," ucap Turnquist.

Revisi yang lebih rendah pada indeks harga konsumen bulan Desember juga memberikan dorongan positif terhadap sentimen pasar. Pemerintah telah menyesuaikan angka tersebut menjadi 0,2%, turun dari kenaikan sebesar 0,3% yang dilaporkan sebelumnya. Angka inflasi inti, yang tidak memperhitungkan makanan dan energi, tetap stabil. 

Data indeks harga konsumen untuk bulan Januari dijadwalkan akan dirilis minggu depan. Hal itu akan memberikan gambaran lebih lanjut tentang tren inflasi saat ini.

Di sisi lain, pada penutupan perdagangan Jumat (9/2) kemarin, saham-saham di sektor teknologi megapolitan mengalami kenaikan. Kenaikan itu turut menyumbang pada peningkatan indeks S&P di atas level 5.000. 

Saham Nvidia melonjak 3,6%, sementara Alphabet tumbuh dari 2%. Cloudflare juga meroket 19,5% berkat pendapatan positif, yang sekaligus mendorong pertumbuhan sektor cloud secara keseluruhan. Saham-saham semikonduktor juga mengalami kenaikan, di mana VanEck Semiconductor ETF (SMH) menanjak sekitar 2,2%.

Sementara itu, paruh kedua dari periode pelaporan pendapatan kuartal keempat terus berlanjut. PepsiCo merosot sebesar 3,6% karena hasil yang bervariasi. Take-Two Interactive anjlok sebesar 8,7% akibat prospek yang mengecewakan. Sementara Pinterest ambles 9,5% setelah turunnya pendapatan.

Meskipun terdapat hasil negatif, secara keseluruhan, pendapatan selama periode tersebut terbukti lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya. Menurut London Stock Exchange Group PLC (LSEG), dari 332 perusahaan S&P yang telah melaporkan hasil keuangannya, sekitar 81% di antaranya melaporkan pendapatan di atas perkiraan analis.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...