Bitcoin Turun ke Level Terendah 1 Minggu, Bagaimana Prediksinya Esok?
Bitcoin (BTC) turun ke level terendah satu minggu dalam perdagangan yang bergejolak pada Minggu (17/3) hari ini. Penurunan karena investor mengambil keuntungan dari pergerakannya ke rekor tertinggi dan kejutan data inflasi Amerika Serikat (AS) yang meredupkan prospek penurunan suku bunga lebih awal.
“Bitcoin memiliki sejarah yang mudah berubah dan sangat kejam,” kata Pengamat Kripto dan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, Minggu (17/3).
Dalam perdagangan siang ini pukul 13.35 WIB, Bitcoin melemah di harga US$ 65.696,73, turun 4,68% dalam satu hari dan 5,20% dalam sepekan, dengan kapitalisasi pasar US$ 1,29 triliun.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, Bitcoin kemungkinan dibuka fluktuatif namun melemah di kisaran US$ 64.210,30 sampai US$ 68.357,50 per koin,” ucap Ibrahim.
Adapun sejumlah data yang dirilis pada hari Kamis (14/3) menunjukkan bahwa meskipun penjualan ritel AS mengalami rebound kurang dari perkiraan pada bulan Februari, harga produsen meningkat lebih dari perkiraan. Rilis ini terjadi setelah data harga konsumen AS yang dirilis awal pekan ini menunjukkan masih adanya tekanan inflasi yang kuat.
Pasar bereaksi dengan mengurangi kemungkinan siklus pelonggaran Fed yang dimulai pada bulan Juni, dengan kontrak berjangka sekarang menunjukkan kemungkinan sekitar 60% penurunan suku bunga pada bulan itu. Turun dari sekitar 74% pada minggu lalu, menurut alat CME FedWatch.
Skenario suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, khususnya di Amerika Serikat, biasanya berdampak buruk bagi aset sensitif risiko seperti kripto.
“Namun, Bitcoin masih tetap 60% lebih tinggi sepanjang tahun ini, dibantu oleh hiruk pikuk kripto yang didorong oleh aliran dana ke produk kripto yang diperdagangkan di bursa AS dan karena para pedagang tetap fokus pada prospek suku bunga global yang lebih rendah pada akhir tahun,” ucap Ibrahim.
Untuk menunjukkan optimisme atas kenaikan BTC, sebelumnya perusahaan perangkat lunak MicroStrategy mengatakan pihaknya berencana untuk meningkatkan modal melalui penawaran obligasi konversi untuk membeli Bitcoin untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 10 hari.
Perusahaan pada tanggal 5 Maret mengumumkan penawaran pribadi senilai US$ 600 juta dalam bentuk uang kertas konversi, untuk meningkatkan eksposurnya terhadap aset digital yang sedang booming. Beberapa ahli mengatakan berita tersebut juga berkontribusi terhadap pergerakan BTC yang bergejolak pada hari Jumat.