Strategi Unilever Hadapi Dampak Boikot dan Pelemahan Harga Saham
Kinerja saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terus mengalami tekanan. Dua sentimen negatif yang menyoroti Unilever belakangan ini adalah gerakan boikot atas produk perusahaan di sejumlah negara dan penarikan produk es krim Magnum di pasar Inggris Raya.
Berdasarkan data RTI Business, saham UNVR tercatat merosot 34,70% dalam enam bulan terakhir dan anjlok sebanyak 42,55% dalam setahun terakhir. Dalam publikasi kinerja keuangan tahun buku 2023, perusahaan mengalami penurunan laba bersih 10,51% menjadi Rp 4,8 triliun. Sementara, pendapatannya juga turun 6,3%.
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan bahwa harga saham ini adalah respons dari performa bisnis perusahaan yang memang terdampak aksi boikot pada November dan Desember tahun lalu.
“Ini juga memang menjadi suatu tantangan bagi perusahaan kami,” kata Benjie, dalam Paparan Publik Kinerja Keuangan Kuartal I 2024 secara virtual, Rabu (24/4).
Seiring dengan hal itu, Benjie menekankan berkomitmen agar kinerja perusahaan meningkat ke depannya. Sebagai langkah komitmennya di tingkat kepemimpinan, perusahaan akan terus meningkatkan eksekusi dan memperluas cakupan. Ia yakin dengan fondasi yang kuat, Unilever dapat terus meningkatkan kinerjanya.
“Karena yang penting bagi investor kami adalah selalu ada peningkatan dari setiap kuartal, dan peningkatan eksekusi bisnis setiap kuartalnya. Khususnya, untuk yang bisa kita deliver,” ucapnya.
Tak hanya itu, Benji menilai potensi perusahaan belum sepenuhnya terealisasi dalam beberapa tahun terakhir, meskipun potensi tersebut tetap ada. Padahal Unilever memiliki basis talenta yang sangat kuat dan merek-merek yang kuat, serta jangkauan eksekusi yang solid dalam perdagangan terdistribusi.
Benji mengatakan perusahaan memiliki banyak kapabilitas alami yang dapat dikembangkan, dan kami memiliki potensi besar. Namun, dalam sejarahnya, potensi ini belum sepenuhnya diwujudkan selama lebih dari 10 tahun. Oleh karena itu, kata Benjie, tugas manajemen dengan kepemimpinan adalah untuk melaksanakan elemen-elemen penting guna memaksimalkan potensi tersebut.
Dengan demikian, apabila Unilever Indonesia berhasil membukukan kinerja positif dari kuartal ke kuartal, pasar akan merespons dengan positif. “Namun saya juga harus menyatakan tidak bisa dipulihkan dalam 3 minggu saja, perusahaan perlu membutuhkan disiplin yang kuat untuk mewujudkan itu,” tambahnya.