Harga Saham Turun Sejak Awal Tahun, Ini Penjelasan Astra International
Saham PT Astra International (ASII) terus turun sejak awal tahun 2024 dan terpantau turun 8,04% selama tiga bulan terakhir. Tak hanya itu, saham perusahaan juga melemah 4,19% dalam seminggu terakhir.
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro mengatakan secara umum pergerakan harga saham ASII dipengaruhi berbagai faktor seperti kondisi ekonomi global maupun domestik, serta kondisi finansial makro.
Tak hanya itu, kondisi mikro dalam negeri hingga situasi geopolitik juga sangat berpengaruh pada pergerakan saham ASII dan memberikan sentimen kepada pasar.
“Kami menyadari adanya tekanan pada saham Astra tidak terlepas dari sentimen perekonomian global dan domestik,” kata Djony dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Astra International 2024 secara virtual, Selasa (30/4).
Astra juga melihat persaingan pasar di sektor otomotif. Misalnya, muncul pesaing-pesaing baru dari Cina dan Korea yang dianggap sebagai ancaman bagi Astra. Namun, dia tidak sepakat dengan analisis yang menyatakan pesimis dan khawatir terhadap kinerja Astra.
Djony mengatakan, saat ini Astra memiliki portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, serta telah berhasil menghadapi berbagai tantangan, termasuk pandemi Covid-19.
Ia mengatakan, kinerja Astra tumbuh secara konsisten, dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) selama lima tahun terakhir mencapai 9%. Perolehan tersebut melebihi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada periode yang sama.
“Menunjukkan bahwa kombinasi bisnis kami, memberikan pertumbuhan rata-rata dari ekonomi Indonesia. Kinerjanya juga didukung oleh fundamental yang solid, tata kelola yang baik dan didukung neraca yang sehat,” ucapnya.
Keunggulan dari Sisi Ekosistem hingga Jaringan
Salah satu keunggulan utama Astra adalah ekosistem yang kuat, didukung oleh jaringan penjualan dan purnajual yang luas. Ia mengingatkan, pentingnya ekosistem dalam layanan jasa keuangan untuk pembiayaan kendaraan bermotor.
Demi menggenjot performa perusahaan, kesinambungan rantai pasok penjualan, pembiayaan, purnajual, hingga asuransi dinilai sangat penting dan Astra memiliki ekosistem yang memadai. Astra juga terus berkolaborasi dengan platform digital untuk mengembangkan model kendaraan listrik.
Misalnya, potensi battery electric vehicles (EV) di masa depan, dengan pendekatan adopsi yang bertahap dan berkelanjutan untuk membuat masyarakat merasa nyaman.
Saat ini, Toyota Astra Motor dan Toyota Honda telah meluncurkan EV, dan Astra berencana untuk meluncurkan lebih banyak model EV dalam dua tahun ke depan, termasuk motor listrik. “Kami bertekad untuk menyeimbangkan penetrasi model,” ucapnya.
Djony yakin dengan perbaikan ekonomi dan pengiriman kendaraan akan memberikan dampak positif terhadap sektor infrastruktur, terutama di jalan tol. Ia juga mendukung pertumbuhan ASII dalam jangka panjang melalui investasi di sektor potensial dan memberikan kontribusi yang baik,
“Ini adalah jangka panjang, kami tidak bisa dan tidak diajarkan hanya melihat jangka pendek. Jadi harus ada keseimbangan antara kepentingan jangka panjang dengan satu kebutuhan jangka panjang,” katanya.