Saham S&P 500 Cetak Rekor Lagi Imbas Meredanya Tekanan Inflasi AS

Nur Hana Putri Nabila
14 Juni 2024, 06:29
Ilustrasi bursa Wall Street, New York Stock Exchange, Amerika Serikat
Unsplash.com
Ilustrasi bursa Wall Street, New York Stock Exchange, Amerika Serikat
Button AI Summarize

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif pada perdagangan hari Kamis (13/6). Sementara indeks saham S&P 500 naik dan mencatat rekor penutupan tertinggi untuk keempat kalinya berturut-turut imbas rilis data yang menunjukkan berkurangnya tekanan pada inflasi.

 S&P naik 0,23% dan ditutup di 5.433,74 dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,34% ditutup di level 17.667,56. Ini adalah rekor penutupan keempat berturut-turut untuk S&P 500 dan Nasdaq. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average turun 65,11 poin atau 0,17% dan berakhir di 38.647,10.

 Adapun S&P 500 dan Nasdaq mencapai level rekor minggu ini, didorong oleh data baru yang menunjukkan tanda-tanda turunnya tekanan inflasi. Kemudian indeks harga produsen bulan Mei turun 0,2% dari bulan sebelumnya, padahal para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan sebesar 0,1%.

Laporan ini muncul sehari setelah Biro Statistik Tenaga Kerja mempublikasikan data indeks harga konsumen untuk bulan Mei lebih rendah dari ekspektasi.

 Data pada hari Kamis juga mengikuti keputusan kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserve. The Fed mempertahankan suku bunga, tetapi mencatat adanya kemajuan untuk mengatasi inflasi. Meskipun demikian, bank sentral mengurangi perkiraan penurunan suku bunga untuk 2024 dari tiga kali menjadi satu kali.

 Kepala Manajemen Portofolio di Horizon Investments, Zachary Hill, mengatakan kemungkinan kenaikan suku bunga dapat diabaikan saat ini. Menurutnya, ini adalah kabar baik yang mendukung nilai saham dan kredit di pasar.

 "Perkiraan dasar kami saat ini adalah pasar saham akan terus naik," kata Hill dikutip CNBC, Jumat (14/6).

 Sejalan dengan hal itu, saham Broadcom melonjak lebih dari 12% setelah produsen chip ini melampaui ekspektasi pendapatan kuartal kedua dan mengumumkan pemecahan saham 10 banding 1. Sebaliknya, saham Dave & Buster's Entertainment turun hampir 11% setelah pendapatan kuartal pertama perusahaan ini tidak memenuhi estimasi.

 Generac dan Paramount Global masing-masing turun 4,6% dan 6,9%, termasuk saham-saham yang merugi di S&P 500. Paramount Global juga merosot setelah National Amusements menghentikan diskusi dengan Skydance terkait rencana merger atau penggabungan usaha.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...