Wall Street Bergerak Fluktuatif, Saham Teknologi Ramai Dilego
Indeks saham di Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup variatif pada perdagangan Rabu (17/7). S&P 500 dan Nasdaq Composite turun karena banyak investor menjual saham teknologi dan beralih ke saham yang lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga.
Indeks S&P 500 turun 1,39% dan ditutup pada 5.588,27. Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, ikut merosot 2,77% menjadi 17.996,92.
Perdagangan Nasdaq mencatatkan sesi terburuk sejak Desember 2022. Indeks Nasdaq ditutup di bawah 18.000 untuk pertama kalinya sejak 1 Juli.
Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average justru naik, menambahkan 243,60 poin atau 0,59% ditutup di level 41.198,08, hingga menandai penutupan pertama kali di atas 41.000. Dow Jones, yang terdiri dari 30 saham, didorong oleh kenaikan saham UnitedHealth sekitar 4,5%.
Laporan pendapatan yang kuat membantu melanjutkan kenaikan Dow Jones pada Selasa (16/7). Indeks ini naik lebih dari 700 poin, menandai hari terbaiknya lebih dari satu tahun terakhir.
Sebaliknya, S&P 500 dan Nasdaq turun karena penurunan berkelanjutan di saham-saham teknologi besar. Hal ini mengubah tren setelah saham teknologi melesat sepanjang tahun ini karena antusiasme investor terhadap kecerdasan buatan (AI).
Kepala Riset dan Strategi Kuantitatif Horizon Investments, Mike Dickson mengatakan orang-orang secara harfiah hanya menjual beberapa saham berkapitalisasi besar untuk mengambil keuntungan. Kemudian investor lebih membeli saham perusahaan yang terkait dengan siklus ekonomi.
"Dalam jangka waktu mendatang, saya tidak akan terkejut melihat tren ini berlanjut hingga periode laporan keuangan,” kata Dickson, dikutip CNBC pada Kamis (18/7).
Sesi perdagangan Rabu kemarin menjadi yang pertama sejak 2001 di mana Nasdaq rugi lebih dari 2,5% sementara Dow mencatatkan keuntungan. Di S&P 500, sektor teknologi informasi dan layanan komunikasi menjadi dua sektor dengan kinerja terburuk pada sesi tersebut.
Penurunan terjadi pada Meta Platforms yang anjlok 5,7%. Kemudian perusahaan-perusahaan teknologi besar, seperti Netflix dan Microsoft turun lebih dari 1% hingga Apple turun 2,5%.
Tak hanya itu, saham-saham semikonduktor juga tertekan. Hal itu setelah Bloomberg News melaporkan pemerintahan Biden tengah mempertimbangkan untuk membatasi perdagangan yang lebih ketat jika perusahaan-perusahaan terus memberikan akses teknologi buatan AS ke China.
VanEck Semiconductor ETF (SMH) turun lebih dari 7% setelah laporan tersebut, mencatatkan penurunan terbesarnya sejak Maret 2020. Saham Nvidia dan Taiwan Semiconductor yang terdaftar di AS masing-masing turun lebih dari 6% dan hampir 8%.
Kemudian indeks Russell 2000 turun 1%, mengakhiri rangkaian kenaikan lima hari berturut-turut. Meskipun demikian, indeks yang fokus pada saham-saham berkapitalisasi kecil ini telah naik lebih dari 9% selama lima hari perdagangan terakhir karena reli pasar yang luas.
Sementara Nasdaq merosot lebih dari 3% dalam periode yang sama akibat aksi jual di sektor teknologi. Perputaran ini terjadi karena para pedagang optimistis terhadap penurunan suku bunga, yang diharapkan menguntungkan saham-saham berkapitalisasi kecil dan perusahaan dengan biaya pembiayaan yang lebih tinggi.
Menurut alat CME FedWatch, perdagangan berjangka dana Fed menunjukkan kemungkinan besar Federal Reserve akan menurunkan suku bunga di bulan September.