Kinerja Keuangan Telkom Indonesia Tertekan Akibat Penurunan Harga Saham GOTO
Kinerja laba PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tertekan akibat penurunan harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ke level Rp 50 per saham pada semester I 2024. Hal ini tercermin dari pertumbuhan laba perusahaan hanya 4,2%.
Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Telkom Indonesia, Heri Supriadi mengatakan laba bersih perusahaan sebenarnya masih tumbuh 4,2% pada semester I 2024 dibandingkan tahun lalu. Hal itu jika dilihat hanya laba operasional dan mengabaikan kerugian dari GOTO.
“Melihat secara operating net income, artinya kita keluarkan yang non-operating seperti potensi rugi yang ada dari GOTO, sebenarnya kita masih mengalami pertumbuhan sekitar 4,2% year on year di bottom line-nya,” ucap Heri dalam konferensi pers paparan publik 2024 Telkom Indonesia secara virtual, Senin (26/8).
Meskipun persaingan bisnis sangat ketat, perusahaannya masih menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran low single digit atau kurang dari 3%. Selain itu, perusahaan juga masih fokus melakukan efisiensi biaya untuk peningkatan kinerja.
Berdasarkan laporan keuangan Telkom Indonesia, investasi emiten telekomunikasi BUMN ini pada GOTO menggunakan nilai wajar di pasar saham GOTO sebesar Rp 50 per saham hingga Juni 2024. Dengan jumlah rugi yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO sebesar Rp 854 miliar. Nilai ini disajikan sebagai rugi yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi dalam laporan laba rugi konsolidasian perusahaan.
Kinerja Semester I 2024
Telkom Indonesia membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 11,76 triliun pada semester I 2024. Perolehan tersebut turun 7,8% dibanding semester I tahun lalu (year-on-year/yoy) yang mencapai Rp12,75 triliun.
Meskipun begitu, pendapatan perusahaan tumbuh 2,46% yoy menjadi Rp75,29 triliun pada periode 2024. Pendapatan paling banyak berasal dari segmen data, internet, dan jasa teknologi informatika yang menyumbang Rp47,11 triliun.
Kemudian pendapatan dari IndiHome mencapai Rp12,97 triliun, dari segmen interkoneksi Rp 4,84 triliun, telepon Rp3,56 triliun, jaringan Rp1,53 triliun, dan pendapatan layanan lainnya Rp 3,69 triliun.
Namun, kenaikan pendapatan Telkom tergerus beban yang juga meningkat. Pada semester I 2024, beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi Telkom naik 1,53% yoy menjadi Rp 19,46 triliun.
Lalu beban penyusutan dan amortisasi naik 1,13% yoy menjadi Rp16,12 triliun, serta beban karyawan melonjak 20,92% yoy menjadi Rp9,48 triliun hingga Juni 2024.
Direktur Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, sepanjang paruh pertama tahun ini perseroan tengah menjalankan program pensiun dini untuk mendorong efisiensi dan produktivitas.
“Hal ini menjadi bukti nyata bagi Telkom untuk dapat mempercepat transformasi sehingga semua lini bisnis Perseroan dapat memberikan hasil optimal bagi para pemangku kepentingan,” kata Ririek dalam keterangan resmi pada Juli 2024 lalu.