Pasar Saham Dunia Gugup Dibayangi Harapan Penurunan Suku Bunga AS

Tia Dwitiani Komalasari
27 Agustus 2024, 06:55
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/4/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI pada perdagangan Senin (3/4) ditutup menguat 21,89 poin atau 0,32 persen ke posisi 6.827,1 mengikuti penguatan bur
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/4/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI pada perdagangan Senin (3/4) ditutup menguat 21,89 poin atau 0,32 persen ke posisi 6.827,1 mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global.
Button AI Summarize

Pasar saham dunia memasuki periode ketidakpastian yang menegangkan karena investor mencoba memprediksi apakah pemotongan suku bunga AS yang akan datang akan berjalan dengan  jinak atau agresif.

Pasar Asia cenderung diperdagangkan secara positif pada Senin kemarin (26/8). Lain halnya dengan Wall Street yang ditutup bervariasi, namun mengalami penurunan volume saham yang diperdagangkan.

Di seluruh pasar saham AS, jumlah saham yang turun melebihi yang naik dengan rasio 1,2 banding satu. Volume di bursa saham AS relatif rendah, dengan 9,5 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 11,9 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.

Kalender Bursa Asia dan Pasifik pada hari Selasa (27/8) ini relatif sepi. Jepang akan merilis harga produsen dan angka perdagangan dari Hong Kong dan Thailand sebagai indikator ekonomi utama. Hasil tahunan perusahaan pertambangan raksasa Australia BHP menjadi sorotan utama perusahaan.

"Oleh karena itu, dinamika pasar global akan menjadi pendorong yang lebih penting bagi Asia karena investor terus mencerna implikasi dari perubahan kebijakan Ketua Fed Jerome Powell di Jackson Hole pada Jumat lalu," tulis riset Reuters, dikutip Selasa (27/8).

Kekhawatiran akan resesi AS dan peningkatan pengangguran yang terus berlanjut membuat pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin dari Fed bulan depan masih menjadi bahan pertimbangan. Hal ini membuat saham AS dalam posisi defensif dan memicu permintaan untuk obligasi pemerintah, meskipun obligasi dan dolar secara umum datar pada hari Senin.

Indeks Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup bervariasi pada perdagangan Senin (26/8). Investor wall street masih menunggu data inflasi yang menjadi kunci kebijakan pemotongan suku bunga oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve.

S&P 500 ditutup lebih rendah pada hari Senin,  Sementara Nasdaq turun 0,85% menjadi 17.725,77 poin. Dow Jones Industrial Average naik 0,16% menjadi 41.240,52 poin.

Enam dari 11 indeks sektor S&P 500 mengalami penurunan. Penurunan dipimpin oleh saham teknologi informasi yang melemah 1,12%, diikuti oleh penurunan 0,81% pada sektor barang konsumsi. Saham unggulan AI Nvidia merosot menjelang laporan triwulanannya minggu ini.

Nasdaq yang sarat saham teknologi juga menurun. Namun, Dow Jones Industrial Average didukung oleh kenaikan saham Caterpillar dan American Epress masing-masing sekitar 1%,  sehingga ditutup sedikit naik.

Pasar uang menunjukkan para pedagang melihat peluang 70% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dan peluang 30% untuk penurunan sebesar 50 basis poin pada September, menurut alat FedWatch milik CME Group.

Investor menunggu Data Pengeluaran Konsumsi Pribadi Juli yang akan dirilis pada Jumat (30/8). Data tersebut dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang lintasan pelonggaran kebijakan.



Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...