Bukan IHSG, BEI Sebut Masih Ada Satu PR yang Perlu Dikejar

Nur Hana Putri Nabila
19 September 2024, 19:24
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut masih terdapat satu target yang belum tercapai, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencapai rekor tertinggi selama tiga hari beruntun.
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut masih terdapat satu target yang belum tercapai, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencapai rekor tertinggi selama tiga hari beruntun.
Button AI Summarize

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut masih terdapat satu target yang belum tercapai, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencapai rekor tertinggi selama tiga hari beruntun. Pekerjaan rumah BEI itu adalah rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) yang tahun ini ditargetkan sebesar Rp 12,25 triliun.

IHSG dalam seminggu terakhir telah naik 1,86% sedangkan jika dihitung sejak awal tahun (year to date) telah menguat sebesar 8,70%.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan IHSG terdorong oleh sentimen positif penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Tingkat suku bunga yang lebih menguntungkan bagi pasar modal diharapkan akan mendorong transaksi di pasar saham. 

“Nilai transaksi memang belum tercapai, masih menjadi PR karena masih banyak faktor (yang berpengaruh terhadap transaksi di Bursa),” kata Irvan kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (19/9).  Berdasarkan data statistik BEI, pada periode Januari-Agustus 2024 rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 9,2 triliun.

Demi mengejar target rerata nilai transaksi harian itu, BEI terus berupaya memperkenalkan instrumen dan mekanisme baru. Misalnya, BEI telah menyediakan mekanisme short selling, memperkenalkan instrumen seperti single stock futures (SSF), dan mengembangkan Exchange-Traded Fund (ETF), termasuk ETF emas. Selain itu, BEI juga tengah merencanakan pengembangan produk baru seperti put warrant, sebagai tambahan dari gold warrant yang sudah ada.

“Itu upaya-upaya BEI untuk meningkatkan likuiditas, memperdalam pasar,” tambahnya.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (19/9), IHSG menguat 0,97% ke level 7.905 yang merupakan rekor tertinggi baru sepanjang masa (all time high). IHSG pecah rekor selama tiga hari berturut-turut dan semakin mendekati target level 8.000. 

Pilarmas Sekuritas mengatakan  bursa regional Asia didominasi penguatan setelah Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve atau The Fed memangkas tingkat suku bunganya sebesar 50 basis poin menjadi 4,75% sampai dengan 5,00%.  Hal ini merupakan sentimen positif yang telah dinanti-nantikan para pelaku pasar sehingga mendorong bank sentral lain untuk melakukan pemangkasan dan akan memperbaiki perekonomian Amerika Serikat (AS) yang sedang terancam resesi. 

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham mencapai Rp 13,51 triliun dengan volume 28,59 miliar saham dan frekuensi sebanyak 1.307.619 kali. Sebanyak 304 saham menguat, 248 saham terkoreksi, dan 249 saham tidak bergerak. Sedangkan untuk kapitalisasi pasar IHSG pada hari ini menjadi Rp 13.512,65 triliun.

Target IHSG 8.000 pada Akhir Tahun Ini 

Sebelumnya, Mandiri Sekuritas memproyeksikan IHSG bisa mencapai 7.800 sampai dengan 8.000 pada akhir tahun 2024. Target terbaru ini lebih optimistis jika dibandingkan dengan target sebelumnya di kisaran 7.460 sampai dengan 7.640.

Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, penguatan IHSG terjadi seiring dengan penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed dan Bank Indonesia yang lebih agresif. 

"Kami memproyeksikan IHSG bisa mencapai 7.800-8.000 pada akhir tahun 2024," kata Adrian dalam keterangan resminya, Selasa (3/9).

Kenaikan IHSG akan menjadikannya sebagai kelas aset yang menarik saat ini dengan pendapatan 8% dan imbal hasil dividen 5%. Dengan membaiknya cakupan pasar dan revisi laba yang positif, baik pada saham-saham berkapitalisasi besar maupun menengah, IHSG masih tetap menarik. Terutama, mengingat menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada kuartal ketiga tahun ini.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...