Saham ADRO Anjlok 25% pada Perdagangan Hari Ini
Emiten batu bara milik konglomerat Garibaldi Boy Thohir, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) menyentuh auto reject bawah atau ARB pada perdagangan saham hari ini, Kamis (28/11).
Pada perdagangan sore ini, saham ADRO anjlok 25% atau merosot 920 poin ke level Rp 2.760 per lembar saham. Tak hanya itu, kapitalisasi pasarnya juga turun menjadi Rp 84,90 triliun.
“Betul memang pelemahan harga saham ADRO tersebut sejalan dengan offering saham Adaro Andalan (AADI),” kata Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, kepada Katadata.co.id, Kamis (28/11).
Di samping itu, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) hari ini menetapkan harga initial public offering atau IPO atau penawaran umum perdana saham Rp 5.550 per saham. Emiten yang akan menggunakan kode saham AADI ini, berpotensi mengantongi dana IPO Rp 4,31 triliun.
Berdasarkan prospektus Adaro Andalan Indonesia, disebutkan sekitar 37,23% dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan untuk investasi anak usahanya yakni PT Maritim Barito Perkasa, yang bergerak di bidang pengangkutan laut. Kemudian sekitar 15% akan digunakan untuk pembayaran kembali atas sebagian pinjaman perusahaan.
Lalu 14,89% digunakan oleh Bukit Asam untuk pembayaran kembali kepada PT AlamTri Resources Indonesia Tbk (ADRO) atas sebagian pokok atas pinjaman berdasarkan Perjanjian Pinjaman tanggal 24 Juni 2024. Perusahaan milik Garibaldi Thohir ini menawarkan maksimal 778,68 juta lembar saham atau 10% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO, dengan nilai nominal Rp 3.125 per saham.
Adaro Andalan Indonesia Bukukan Laba Rp 20,17 Triliun di 2023
Berdasarkan laporan keuangan, Adaro Andalan Indonesia membukukan laba tahun berjalan tahun buku 2023 sebesar US$ 1,28 miliar (Rp 20,17 triliun). Perolehan laba AADI itu turun 45% yoy dari US$ 2,34 miliar (Rp 36,88 triliun) pada tahun sebelumnya.
Pada periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2024, laba periode berjalan Adaro Andalan mencapai US$ 922,76 juta (Rp 14,5 triliun), naik 15% dibandingkan dengan US$ 804,75 juta (Rp 12,68 triliun) pada periode yang sama tahun sebelumnya.