Indeks Dow Jones Naik, Nasdaq Tertekan Akibat Aksi Jual Saham Teknologi

Nur Hana Putri Nabila
14 Januari 2025, 06:25
Bursa Wall Street
ANTARA
Bursa Wall Street
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) sebagian besar ditutup menguat pada perdagangan Senin (13/1). Dow Jones Industrial Average naik hingga memimpin pasar. 

Situasi berbeda dialami Nasdaq Composite. Pada penutupan perdagangan Indeks Nasdaq anjlok karena investor melanjutkan aksi jual pada saham-saham teknologi raksasa yang sebelumnya mendorong pasar bullish.

Dow Jones, yang terdiri dari 30 saham, naik 358,67 poin atau 0,86%, ditutup di 42.297,12. Kenaikan Dow didorong oleh minat investor pada saham-saham non-teknologi seperti Caterpillar, JPMorgan, dan UnitedHealth. 

Sebaliknya, Nasdaq yang didominasi saham teknologi turun 0,38% menjadi 19.088,10. S&P 500 naik tipis 0,16%, berakhir di 5.836,22. Ketiga indeks tersebut merosot selama dua minggu terakhir, dengan saham-saham teknologi menyumbang sebagian besar kerugian.

Palantir dan Nvidia, dua saham yang sebelumnya menjadi favorit investor ritel, masing-masing terkoreksi lebih dari 3% dan Nvidia hampir 2%, melanjutkan tren penurunan dari minggu sebelumnya. Selama periode tersebut, Nvidia merosot hampir 6%, sementara Palantir anjlok lebih dari 15%. 

Saham teknologi populer lainnya seperti Apple dan Micron juga di zona merah dalam sesi tersebut. Meski saham-saham teknologi mundur, sektor energi mengalahkan pasar yang lebih luas untuk menambah lebih dari 2% karena harga minyak naik. Sektor perawatan kesehatan dan material juga menguat.

Kenaikan imbal hasil obligasi menjadi salah satu pemicu utama aksi jual pada saham-saham berorientasi pertumbuhan. Imbal hasil obligasi 10 tahun pada Senin mencapai level tertinggi sejak November 2023, ditutup di 4,79%. 

Melonjaknya imbal hasil terjadi setelah laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat (10/1). Hal itu memunculkan keraguan terhadap kapan suku bunga bakal turun lebih lanjut oleh Federal Reserve.

Kepala Strategi Teknis di LPL Financial, Adam Turnquist, menilai bahwa potensi imbal hasil obligasi 10 tahun mencapai 5% akan menyulitkan pasar ekuitas untuk mencetak kenaikan. Menurutnya, stabilitas suku bunga perlu agar pasar dapat kembali mendapatkan momentum. 

“Kami tidak berpikir bahwa pasar akan bergerak ke wilayah bearish, tetapi tentu saja koreksi bisa terjadi dalam jangka pendek,” kata Turnquist dikutip CNBC, Selasa (14/1).

Seiring dengan hal itu, investor berharap musim laporan keuangan kuartal keempat akan membantu menstabilkan pasar. Beberapa bank besar seperti Citigroup, Goldman Sachs, dan JPMorgan Chase dijadwalkan merilis laporan pada Rabu (15/1). Sementara Morgan Stanley dan Bank of America akan menyusul pada Kamis (16/1).

Data penting minggu ini mencakup indeks harga konsumen untuk Desember yang akan dirilis Rabu pagi. Sebelumnya, investor akan menganalisis laporan inflasi grosir melalui indeks harga produsen Desember yang keluar pada Selasa.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...