Wall Street Gagal Pulih karena Harga Saham Teknologi Anjlok dan Data Ekonomi AS

Ringkasan
- Google Gemini Code Assist, alat bantu pemrograman berbasis AI, kini tersedia gratis untuk individu, termasuk pelajar dan pekerja lepas. Alat ini membantu menulis, debug, dan menyempurnakan kode dengan lebih efisien.
- Gemini Code Assist menawarkan 180.000 penyelesaian kode per bulan dan kompatibel dengan platform seperti Visual Studio Code, GitHub, dan JetBrains. Pengguna dapat memberikan instruksi dalam bahasa alami dan alat ini mendukung 38 bahasa pemrograman.
- Versi gratis tidak memiliki fitur bisnis seperti metrik produktivitas, integrasi Google Cloud, dan personalisasi kode pribadi, yang tersedia di versi berbayar.

Bursa saham Amerika Wall Street Amerika bergerak variatif pada perdagangan Senin (24/2) setelah gagal pulih dari aksi jual tajam pada akhir pekan sebelumnya. Salah satunya karena harga saham raksasa teknologi yang anjlok.
Secara keseluruhan, Wall Street turun 0,5% dan ditutup di level 5.983,25. Indeks saham Nasdaq Composite melemah 1,21% ke 19.286,92, sedangkan Dow Jones Industrial Average naik tipis 33,19 poin atau 0,08% ke 43.461,21.
Saham teknologi tertekan hingga mendorong Nasdaq ke zona negatif. Harga saham Palantir anjlok 10,5%, Microsoft 1%, dan Nvidia 3% setelah laporan analis TD Cowen menyebutkan pengurangan belanja pusat data hingga akhirnya memicu kekhawatiran perlambatan di sektor AI.
Sentimen pasar turut tertekan oleh kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump, yang menegaskan tarif impor atas barang asal Kanada dan Meksiko akan tetap berlaku setelah masa penundaan berakhir pekan depan.
“Investor mendukung Gedung Putih selama empat minggu pertama masa jabatannya, namun periode bulan madu itu mungkin segera berakhir,” ujar Kepala Strategi Investasi di Global X Scott Helfstein dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (25/2).
Pergerakan itu terjadi setelah pasar saham anjlok pada pekan lalu, ketika Dow dan Nasdaq anjlok lebih dari 2% dan S&P 500 lebih dari 1%.
Pelemahan dipicu oleh data ekonomi Februari yang memicu kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi Amerika. Indeks manajer pembelian menunjukkan sektor jasa terkontraksi dan indeks sentimen konsumen dari University of Michigan mencatatkan hasil di bawah ekspektasi.
Selain itu, investor akan mencermati laporan pendapatan perusahaan dan data ekonomi utama pekan depan. Home Depot dan Lowe’s dijadwalkan merilis laporan keuangan masing-masing pada Selasa dan Rabu, yang memberikan wawasan atau insights mengenai daya beli konsumen AS.
Kemudian, laporan pendapatan Nvidia diumumkan pada Rabu malam (26/2), yang diperkirakan berdampak besar mengingat posisinya sebagai salah satu saham berkapitalisasi terbesar di sektor AI.
Data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi untuk Januari, yang menjadi acuan inflasi utama bagi Federal Reserve, juga akan dirilis pada Jumat. Presiden dan Kepala Investasi di Bellwether Wealth Clark Bellin mengatakan data ini bisa mengonfirmasi apakah inflasi benar-benar naik pada awal 2025, karena sebelumnya inflasi dari sisi konsumen atau CPI dan produsen alias PPI naik cukup tinggi.
Meski begitu, Bellin menilai apapun hasil indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi untuk Januari, bank sentral Amerika The Fed kemungkinan tetap menahan suku bunga acuan setidaknya selama enam bulan ke depan.