Bos LPS Tanggapi Anjloknya IHSG: Ini Waktunya Beli
Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada di bawah batas fundamentalnya. Bahkan, Purbaya menegaskan saat ini menjadi waktu yang tepat untuk membeli saham.
Untuk diketahui, IHSG rontok 7,71% ke level 6.008 pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (8/4). Bursa Efek Indonesia pun sempat membekukan perdagangan sementara, lantaran IHSG sempat anjlok hingga 9,19% ke level 5.912 pada pukul 09.00 WIB.
"Kami bisa simpulkan hari ini pasar overreacting dan IHSG turun jauh di bawah garis fundamental. Jadi, saya menyarankan para pemain saham sekarang adalah saat yang baik untuk beli," katanya dalam Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI: Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Nasional di Jakarta, Selasa (8/4).
Purbaya mengakui kondisi ekonomi nasional pada paruh kedua tahun lalu terlihat buruk. Beberapa parameter yang disoroti adalah penjualan kendaraan bermotor, penjualan semen, dan pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK di perbankan.
Namun, Purbaya melihat tiga data tersebut menunjukkan perbaikan pada Januari-Februari 2025. Selain itu, Purbaya menjelaskan Leading Economic Index atau LEI hingga Maret 2025 mencerminkan optimisme pertumbuhan ekonomi oleh pemangku kepentingan.
Dia menyebutkan LEI berasal dari survey tatap muka yang dilakukan terhadap 1.700 kepala keluarga di desa maupun kota yang tersebar dalam 10 provinsi. Untuk itu, Purbaya mengklaim indeks tersebut tidak pernah salah dalam memproyeksikan pergerakan ekonomi nasional.
"Kalau dilihat LEI beberapa tahun ke belakang, penurunan ekonomi hanya turun 10 tahun sekali dan terakhir di 2020. Artinya, perekonomian kita sampai 2030 masih aman dan sekarang masih naik kencang," sebutnya.
Dampak Perang Tarif
Untuk diketahui, pemerintah Amerika Serikat akan meningkatkan tarif masuk dari produk Indonesia menjadi 32% mulai besok, Rabu (9/4). Menurutnya, kebijakan tersebut dapat menjadi peluang bagi perdagangan Indonesia ke Amerika Serikat lantaran kebijakan yang sama mengenakan tarif yang lebih tinggi pada negara pesaing, seperti Cina, Vietnam, Kamboja, dan Bangladesh.
Oleh karena itu, Purbaya menilai Presiden Trump membantu mendongkrak perdagangan Indonesia ke Amerika Serikat dengan implementasi kebijakan tarif resiprokal. Walau demikian, Purbaya mewaspadai kemungkinan Vietnam mendapatkan pelonggaran penurunan tarif menjadi 0% oleh Negeri Paman Sam.
Akan tetapi, Purbaya yakin dampak perdagangan global ke perekonomian nasional dapat ditangani. Sebab, 75% perekonomian dalam negeri berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi.
Di sisi lain, Purbaya menilai pelaku usaha di dalam negeri sedang melakukan ekspansi. Hal tersebut tercermin dari naiknya kontribusi kredit investasi ke total kredit perbankan menjadi 14,62%.
"Jadi, prospek ekonomi kita bagus. Kalau main saham, saya sarankan masuk sekarang sebelum terlambat," katanya.
