3 Nama Calon Dirut BSI (BRIS) Mencuat Jelang RUPS, Seperti Apa Sosok Dinanti?
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Jumat (16/5). Salah satu agenda penting dalam rapat tersebut adalah menetapkan Direktur Utama BSI hingga perubahan pengurusan.
Saat ini kursi Direktur Utama BSI kini kosong lantaran ditinggalkan Hery Gunardi. Hery mundur setelah ia ditunjuk menjadi Dirut PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Selain posisi dirut, tiga posisi direksi juga kosong. Untuk sementara, BSI menunjuk Bob Tyasika Ananta sebagai pelaksana tugas Dirut.
Menanggapi pergantian Dirut BSI ini, Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia, Budi Frensidy, menilai sosok yang layak menduduki posisi Direktur Utama BSI harus figur yang profesional. Ia menyebut sosok yang ditunjuk harus memiliki pengalaman, dan memiliki rekam jejak yang baik.
Menurut Budi, idealnya pengganti Hery Gunardi adalah sosok yang sudah dikenal luas di industri perbankan, baik dari kalangan internal maupun eksternal. Ia juga menyebut sosok yang pantas juga perlu memiliki latar belakang perbankan, kredibilitas tinggi, serta mendapat kepercayaan dari pasar.
“Asal jangan ya politikus atau titipan, itu aja,” kata Budi ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (15/5).
Menjelang RUPS, beberapa nama muncul untuk mengisi posisi Direktur Utama yang ditinggalkan Hery Gunardi. Kabar yang beredar di internal perusahaan terdapat tiga nama yang kini dipertimbangkan untuk mengisi posisi Dirut.
Salah seorang sumber Katadata.co.id yang mengetahui dinamika perombakan direksi BUMN membenarkan kandidat yang kini muncul untuk mengisi posisi BSI tidak hanya berasal dari internal tetapi juga dari eksternal. Ia bahkan mengkonfirmasi terdapat nama bankir senior yang sudah berpengalaman memimpin bank pelat merah. Meski begitu ia tidak menyebutkan dengan detail nama kandidat tersebut.
Dari tiga nama itu, dua di antaranya berasal dari internal BSI yaitu Bob Tyasika Ananta yang saat ini menjabat Pelaksana Tugas Direktur Utama BSI, dan Zaidan Novari yang menjabat Direktur Wholesale Transaction Banking BSI. Satu nama yang berasal dari eksternal adalah Sunarso yang sebelumnya menjabat Direktur Utama BRI dan kini digantikan Hery Gunardi.
Menanggapi tiga nama kandidat yang muncul, Budi menegaskan bahwa yang terpenting adalah sosok tersebut sudah dikenal oleh pasar sebagai seorang bankir yang kredibel.
“Pengalaman, bukan dari tentara atau politisi yang belum pernah berkiprah, itu aja,” ucapnya.
Implikasi Pergantian Dirut BSI
Mengenai implikasi pergantian di kursi Dirut, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina, menyebut pergantian direksi kemungkinan tidak akan berdampak ke strategi perusahaan. Menurut Martha, secara umum arah strategis BSI tampaknya akan tetap sama, mengingat fokus utama perusahaan masih berada pada segmen kredit konsumer.
“Nah mungkin yang perlu jadi perhatian mungkin sekarang mulai banyak bank-bank yang masuk ke bisnis syariah secara lebih serius, ya,” kata Martha kepada wartawan di Kantor Mirae Asset Sekuritas, Jakarta, Kamis (15/5).
Lebih jauh, ia mengatakan prospek pertumbuhan BRIS masih tergolong menarik dan berpotensi tetap berada di level dua digit. Namun, dengan kondisi likuiditas yang secara umum masih cukup ketat, menurut Martha laju pertumbuhan BRIS ke depan diperkirakan akan sedikit melambat.
Apabila melihat sisi kompetisi, meskipun saat ini BRIS menempati posisi sebagai bank syariah terbesar dan dominan di Indonesia, ke depannya persaingan perbankan syariah diperkirakan meningkat.
Ia memproyeksikan bisnis perbankan syariah dinilai semakin menarik. Hal itu juga mendorong lebih banyak bank lain untuk masuk ke segmen perbankan dalam beberapa tahun mendatang.
Selain itu, Martha menyebut saham BRIS berpotensi menembus level Rp 3.000 dalam waktu dekat, tergantung pada sentimen pasar. Salah satu faktor pendorong yang bisa memberikan katalis positif adalah pengumuman dividen.
Walaupun nilai dividen BRIS kemungkinan tidak sebesar BUMN lainnya, Martha menyebut dividen masih jadi sentimen yang bakal mendongkrak saham BRIS.
