Danantara akan Jadi Investor Strategis Proyek Chandra Asri (TPIA) Senilai Rp13 T

Nur Hana Putri Nabila
17 Juni 2025, 11:48
TPIA, chandra asri, danantara, INA
Dok. Chandra Asri
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), penyedia solusi energi, kimia, dan infrastruktur terkemuka di Asia Tenggara, berhasil mempertahankan peringkat \"B\" dalam Carbon Disclosure Project (CDP) untuk Perubahan Iklim.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) meneken kerja sama untuk menjajaki potensi investasi dalam proyek pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC). Nilai investasi proyek ini mencapai sekitar US$ 800 juta atau Rp 13 triliun.

Kerja sama ini bertujuan memperkuat kapasitas produksi nasional untuk soda kaustik dan Ethylene Dichloride, dua bahan baku penting bagi industri hilir seperti pengolahan nikel. Langkah ini juga diharapkan mendukung kemandirian industri nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan kimia dasar. 

Adapun proyek pabrik CA-EDC ini juga merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diharapkan mendorong hilirisasi, memperkuat ketahanan industri, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan daya saing ekspor Indonesia. 

CIO Danantara Indonesia Pandu Sjahrir menekankan, investasi ini sejalan dengan visi industrialisasi hilir dan transformasi ekonomi nasional. Investasi ini juga diharapkan memperkokoh posisi sektor kimia sebagai fondasi penting bagi berbagai rantai nilai industri.

“Di Danantara Indonesia, kami menyambut mitra global yang berbagi visi kami dalam membangun ekosistem industri yang tangguh dan bernilai tinggi di ekonomi Asia yang dinamis,” kata Pandu dalam keterangan resminya, Senin (16/6).  

Adapun proyek CA-EDC akan dijalankan oleh anak usaha TPIA, PT Chandra Asri Alkali (CAA). Pada tahap awal, proyek ini mencakup pembangunan pabrik dengan kapasitas produksi 400.000 ton soda kaustik padat per tahun atau setara 827.000 ton cair dan 500.000 ton Ethylene Dichloride.

Fase selanjutnya akan fokus pada perluasan kapasitas produksi Chlor-Alkali, serta pengembangan produk turunan klorin guna meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat rantai nilai industri kimia nasional. 

Studi kelayakan saat ini tengah dilakukan untuk mengkaji potensi pengembangan produk hilir berbasis klorin. Langkah ini demi mengidentifikasi peluang penciptaan nilai tambah serta mendukung pertumbuhan industri dalam negeri secara berkelanjutan.

CEO INA Ridha Wirakusumah menegaskan, kerja sama ini mencerminkan komitmen kolektif untuk memperkuat industri nasional melalui kenaikan kapasitas produksi dalam negeri dan pengurangan impor bahan baku kritis. Menurutnya, kolaborasi antara investor institusional dan pelaku industri ini tidak hanya menjawab kebutuhan pasokan strategis, tetapi juga membangun fondasi pertumbuhan industri jangka panjang yang berkelanjutan dan kompetitif di kancah global.

“Kolaborasi ini sejalan dengan mandat investasi jangka panjang kami untuk menggerakkan modal yang mendukung prioritas nasional, memupuk ketahanan industri, dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi berkelanjutan Indonesia,” ujar Ridha. 

Presiden Direktur Chandra Asri Group, Erwin Ciputra menyampaikan, proyek ini menjadi langkah strategis bagi perusahaan dalam mendukung ketahanan industri nasional dan memperkuat perekonomian Indonesia. Kehadiran Danantara Indonesia dan INA sebagai mitra juga mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan industri kimia di Tanah Air. 

Potensi Pendapatan Devisa Hingga Rp 5 Triliun per Tahun

Pabrik CA-EDC akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor soda kaustik dengan potensi penghematan Rp 4,9 triliun per tahun. Tak hanya itu, operasional pabrik bahkan mampu menghasilkan devisa hingga Rp 5 triliun per tahun melalui ekspor Ethylene Dichloride.

Pabrik ini akan turut mendukung produksi bahan baku penting untuk berbagai sektor, seperti pengolahan air, sabun dan deterjen, serta industri alumina dan nikel. Dengan demikian, inisiatif ini akan memperkuat rantai pasok lokal, memperluas kapasitas ekspor, dan mendukung agenda industrialisasi berkelanjutan.

Kemitraan ini juga menjadi contoh model baru pengelolaan aset publik yang strategis dan kolaboratif, dengan Danantara Indonesia berkomitmen terus mendorong kemitraan serupa demi percepatan transformasi ekonomi jangka panjang Indonesia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan