IHSG Diproyeksi Turun, Saham ADRO, PTBA, Hingga MBMA Jadi Rekomendasi


Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diproyeksi turun pada perdagangan saham hari ini, Senin (23/6). Sebelumnya IHSG ditutup terkoreksi 0,88% ke 6.907 pada perdagangan saham Jumat (20/6) lalu.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai pergerakan IHSG pada pekan lalu masih dibayangi tekanan jual. Ia menyebut IHSG telah mencapai level koreksi. MNC Sekuritas memproyeksikan level support IHSG berada di kisaran 6.811 dan 6.752, sementara level resistance diperkirakan pada 7.035 hingga 7.142.
“Cermati akan adanya kelanjutan koreksi IHSG yang akan menguji rentang area 6.720-6.800,” tulis Herditya dalam risetnya, Senin (23/6).
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian.
Sedangkan resistance merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
MNC Sekuritas merekomendasikan buy on weakness untuk sejumlah saham pilihan di tengah tekanan pasar. Di antaranya Saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) disarankan beli di kisaran harga Rp 386–Rp 412 dengan target harga di level Rp 456 dan Rp 500.
Kemudian PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) beli di rentang Rp 308–Rp 328 dengan target harga ke Rp 356–Rp 376. Lalu, MNC Sekuritas merekomendasikan beli saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) di kisaran Rp 5.400–Rp5.725 dengan target harga di Rp 5.900 hingga Rp 6.025.
Di sisi lain, analis BinaArtha Sekuritas, Ivan Rosanova, menyebut potensi rebound atau pemulihan dapat terjadi apabila IHSG bertahan di atas level 6.842. Namun, apabila IHSG menembus di bawah support fraktal harian di level 6.811, maka ada peluang koreksi lanjutan dengan target penurunan ke 6.708 atau bahkan 6.561.
Adapun level support IHSG berada di 6.811, 6.765, dan 6.708, sedangkan level resistance berada pada 6.975, 7.018, 7.080, 7.122, dan 7.181.
“Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan adanya momentum bearish (turun),” tulis Ivan dalam risetnya.
BinaArtha Sekuritas merekomendasikan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Indah Kiat Pulp Paper Tbk (INKP), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).