Wall Street Bergejolak, Saham Teknologi Tertekan Jelang Sinyal The Fed

Nur Hana Putri Nabila
21 Agustus 2025, 05:59
Bursa saham Wall Street,
ANTARA
Bursa Wall Street
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Wall Street di Amerika Serikat ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (20/8), seiring pengumuman laporan keuangan ritel dan notulen rapat terbaru bank sentral AS Federal Reserve.

S&P 500 turun 0,24% ke level 6.395,78 dan Nasdaq Composite melemah 0,67% dan berakhir di 21.172,86. Dow Jones Industrial Average menjadi satu-satunya indeks utama yang menguat, naik 16,04 poin atau 0,04% ke posisi 44.938,31.

Sektor teknologi kembali menjadi penekan pasar. Investor melakukan aksi ambil untung pada saham-saham teknologi dan raksasa semikonduktor, karena kekhawatiran atas valuasi tinggi serta keberlanjutan tren perdagangan berbasis AI.

Seiring dengan aski profit taking, saham Nvidia turun tipis. Advanced Micro Devices (AMD), Palantir, dan Broadcom terkoreksi sekitar 1%. Intel anjlok sekitar 7%. Saham raksasa teknologi lainnya seperti Apple, Amazon, Alphabet, dan Meta Platforms ikut melemah.

Menurut Kepala Strategi Pasar BMO Private Wealth Carol Schleif aksi ambil untung tak terhindarkan setelah reli saham teknologi dalam beberapa bulan terakhir, dengan sebagian saham melonjak lebih dari 80% sejak awal April. 

“Volume perdagangan yang tipis di akhir Agustus biasanya memicu fluktuasi lebih besar dari yang didukung fundamental,” ujar Schleif, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (21/8). 

Di samping it,  saham Target anjlok 6% setelah melaporkan penurunan penjualan dan mengumumkan pergantian CEO yang akan efektif pada 1 Februari 2026. Sebaliknya, saham Lowe’s naik tipis setelah kinerja keuangan retailer perbaikan rumah ini melampaui ekspektasi pasar.

Di sisi lain notulen rapat The Fed Juli yang dirilis pada Rabu (20/8) menunjukkan kekhawatiran pejabat bank sentral terhadap inflasi dan pasar tenaga kerja. Meski mayoritas sepakat terlalu dini untuk memangkas suku bunga acuan, keputusan mempertahankan suku bunga menuai perbedaan pendapat. 

Gubernur Fed Christopher Waller dan Michelle Bowman menentang kebijakan itu, dan ini pertama kalinya sejak 1993 ada dua pejabat dengan hak suara berbeda pandangan dalam satu rapat.

“Peserta umumnya menyoroti risiko terhadap kedua sisi mandat ganda Komite, menekankan risiko kenaikan inflasi dan risiko penurunan lapangan kerja,” demikian isi notulen The Fed. 

Mayoritas pejabat Federal Reserve menilai risiko kenaikan inflasi masih menjadi perhatian utama. Namun sebagian peserta rapat justru memandang risiko penurunan lapangan kerja sebagai ancaman yang lebih signifikan.

Rilis notulen itu muncul menjelang pidato Ketua Fed Jerome Powell pada Jumat (22/8), yang akan menjadi fokus investor untuk mencari sinyal arah kebijakan suku bunga. Berdasarkan data FedWatch CME, pasar memperkirakan peluang lebih dari 80% bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan September.

“Jika bahasa Powell lebih hawkish, hal itu dapat menekan saham teknologi lebih lanjut, karena kelanjutan tingginya suku bunga umumnya menjadi hambatan bagi sektor teknologi,” kata Schleif.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...