Prospek Saham DEWA, PTRO, dan UNTR di Tengah Lesunya Bisnis Batu Bara

Karunia Putri
22 Agustus 2025, 14:18
saham, batu bara, sektor batu bara
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU
Ilustrasi. Harga batu bara dunia pada hari ini berada di level US$ 110 atau sekitar Rp 1,79 juta per ton (dengan kurs Rp 16.283 terhadap dolar Amerika Serikat), terkoreksi 1,25% jika dibandingkan dengan hari kemarin yakni senilai US$ 112.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten sektor kontraktor tambang batu bara diproyeksikan bakal menghadapi tantangan hingga 2026. Prospek sektor batu bara dipengaruhi oleh penurunan permintaan dan produksi hingga harga yang stagnan di rentang US$ 100–130 per ton. 

Harga batu bara dunia pada hari ini berada di level US$ 110 atau sekitar Rp 1,79 juta per ton (dengan kurs Rp 16.283 terhadap dolar Amerika Serikat), terkoreksi 1,25% jika dibandingkan dengan hari kemarin yakni senilai US$ 112.

Merujuk riset yang dilakukan oleh Analis Stockbit Sekuritas, sejumlah emiten sektor kontraktor batu bara seperti PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) menjadi sorotan. 

“Prospek sektor kontraktor tambang masih menantang, sehingga investor sebaiknya fokus pada emiten dengan pendorong pertumbuhan spesifik di level perusahaan,” tulis tim riset Stockbit Sekuritas, dikutip Jumat (22/8).

Produksi Batu Bara Diproyeksi Turun, Harga Lemah

Berdasarkan riset Stockbit, produksi batu bara nasional berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral diperkirakan hanya mencapai 739,5 juta ton pada 2025, turun 11% (yoy) dibandingkan 2024. Prediksi produksi ini juga 19% lebih rendah dari target Rencana Kerja dan Anggaran Biaya 2025 sebesar 917 juta ton. 

Tren pelemahan permintaan berasal dari dua pasar utama, yakni Cina yang menyusut 20% secara tahunan dan India yang berkurang 15% secara tahunan pada empat bulan pertama 2025. Penurunan tersebut dinilai akan berlanjut setidaknya hingga semester pertama tahun 2026.

Kondisi tersebut juga menekan harga global. Harga batu bara Newcastle tercatat US$ 110 per ton pada 22 Juli 2025, turun 10,6% sejak awal tahun atau year to date (ytd). Meski berpotensi rebound, analis memperkirakan harga tetap berada pada level US$ 100–130 per ton sepanjang tahun depan.

Rekomendasi Saham DEWA, PTRO dan UNTR

Darma Henwa (DEWA) 

Analis Stockbit Sekuritas memperkirakan, transformasi bisnis DEWA melalui eksekusi proyek mandiri (in-house) serta potensi kontrak tambahan dari grup afiliasi diperkirakan mendorong laba bersih DEWA. Laba bersih DEWA diperkirakan naik 216% per tahun selama periode 2024 hingga 2028.

Pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham DEWA ditutup turun 0,88% atau 2 poin ke level 224. Kendati demikian, saham sudah naik 101,80% sejak awal 2025. Analis masih melihat potensi upside dengan target harga sebesar Rp 270 per saham.

Sementara itu, Head of Research and Retail MNC Sekuritas Herditya Wicaksana belum dapat memperkirakan target harga ke depan untuk DEWA karena masih dalam fase koreksi.

Petrosea (PTRO)

Masuknya Petrosea ke Grup Barito pada tahun 2023 lalu membuat perusahaan kembali fokus pada bisnis inti, yakni jasa kontraktor tambang dan engineering, procurement and construction (EPC) atau rekayasa, pengadaan dan konstruksi. 

Menurut Stockbit Sekuritas, laba bersih PTRO diperkirakan tumbuh 66% pertahun selama periode 2024 hingga 2028. Analis menyoroti, valuasi saat ini premium dibandingkan peers, sehingga pergerakan saham sangat dipengaruhi signifikan oleh saham lain di Grup Barito, bukan hanya prospek kinerja perseroan.

Herditya memperkirakan PTRO akan mengejar target harga di level 4.210 sampai 4.280.

Prospek United Tractors (UNTR)

Analis Stockbit Sekuritas memperkirakan kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) akan mengalami tekanan dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini disebabkan bisnis inti perseroan yang berkaitan dengan batu bara menghadapi berbagai tantangan, sementara kontribusi dari bisnis non-inti seperti logam dan mineral masih belum signifikan.

Prospek kinerja UNTR ke depan diperkirakan masih terbatas dan belum ada katalis positif dalam waktu dekat. Laba bersih UNTR diproyeksikan turun 10,9% pada 2025 dan 3,9% pada 2026. M

Namun, valuasi saham UNTR dinilai cukup menarik dengan rasio 5,1 kali 1-Year Forward P/E dan 0,88 kali P/BV. Anak usaha divisi alat berat milik Grup Astra ini juga menawarkan potensi dividen dengan yield atau imbal hasil mencapai 8,3%.

Karena itu, Stockbit Sekuritas memberikan rekomendasi netral untuk saham UNTR. Adapun Herditya memberikan target harga untuk saham UNTR di level 26.075 hingga 26.675.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...