BI Pangkas Suku Bunga: Saham Bank Besar Rebound, IHSG Sempat Sentuh 8.000

Agustiyanti
17 September 2025, 15:36
saham bank, iHSG, saham bank besar, BI rate, suku bunga
ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Saham bank-bank besar bergerak naik usai Bank Indonesia mengumumkan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 4,75% pada siang ini, Rabu (17/9). Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang semula bergerak datar, melesat lebih dari 1% setelah pengumuman suku bunga. 

Berdasarkan data Stockbit hingga pukul 15.25 WIB, harga saham BBRI melesat 1,9% ke level Rp 4.210, BBNI naik 1,36% ke level Rp 4.430. Kedua saham bank BUMN ini sudah berada di zona hijau sejak perdagangan pagi, tetapi baru melesat sejak pukul 14.30 WIB atau usai pengumuman BI.

Adapun harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang sempat berada di zona merah pulih setelah pengumuman BI dan naik 0,22% ke level Rp 4.490. Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk masih terpantau turun 0,95% ke level 7.850. Saham BBCA sempat turun hampir 2% pada perdagangan pagi ini. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,48% ke level Rp 7.994. Indeks bahkan sempat kembali menyentuh level 8.000 pada pukul 15.00 WIB.

Langkah BI Pangkas Suku Bunga Diluar Prediksi

Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) 25 bps menjadi 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 16–17 September 2025.  "Suku bunga deposit facility turun 50 bps menjadi 3,75%, sedangkan lending facility dipangkas 25 bps menjadi 5,50%. “Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (17/9).

BI sebelumnya sudah memangkas suku bunga acuannya pada September 2024, serta empat kali pada Januari, Mei, Juli, dan Agustus 2025. Dengan demikian, total penurunan BI-Rate sejak periode tersebut mencapai 125 bps.

Perry menjelaskan, langkah ini diambil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga inflasi agar tetap rendah di kisaran 2,5% plus minus 1% pada 2025 dan 2026.

“Ini juga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya,” ujar Perry.

Sejalan dengan kebijakan suku bunga, BI juga memperkuat ekspansi likuiditas moneter dan kebijakan makroprudensial longgar. Tujuannya untuk menurunkan suku bunga perbankan, meningkatkan likuiditas, serta mendorong kredit dan pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Selain itu, BI tetap mengarahkan kebijakan sistem pembayaran guna mendukung pertumbuhan ekonomi, antara lain melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, penguatan struktur industri sistem pembayaran, dan peningkatan daya tahan infrastruktur sistem pembayaran.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...