Wall Street Bergejolak Usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Sektor Teknologi Anjlok

Nur Hana Putri Nabila
18 September 2025, 06:32
Wall Street
Wall Street
Wall Street
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) ditutup bervariasi pada perdagangan saham Rabu (17/9) usai Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sesuai ekspektasi pasar. Ketua The Fed Jerome Powell meredam antusiasme pasar yang mengatakan bahwa langkah tersebut bukan awal dari siklus pelonggaran suku bunga lebih lanjut.

Indeks pasar utama Wall Street yaitu S&P melemah 0,1% ke level 6.600,35 dan Nasdaq Composite turun 0,3% ke 22.261,33. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average menguat 260,42 poin atau 0,6% menjadi 46.018,32, bahkan sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Sektor teknologi memimpin penurunan karena aksi ambil untung pasca keputusan The Fed, dengan saham Nvidia, Oracle, Palantir, dan Broadcom ditutup anjlok. Sebaliknya, saham-saham yang diuntungkan dari rendahnyna suku bunga menopang indeks Dow. Misalnya Walmart, JPMorgan, dan American Express yang kompak menguat.

Salah satu indeks yang mencatat kinerja positif pada perdagangan Rabu (17/9) adalah Russell 2000 naik 0,18%, di mana fokusnya pada saham berkapitalisasi kecil. Saham-saham ini dinilai lebih diuntungkan dari penurunan suku bunga karena ketergantungan pada pembiayaan berbunga variabel.

The Fed Turunkan Suku Bunga

Pada rapat terbarunya Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% melalui voting 11 banding 1, sehingga berada di kisaran 4%–4,25%. Bank sentral juga mengindikasikan masih akan ada dua kali pemangkasan tambahan hingga akhir tahun ini.

The Fed menyoroti tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja dengan melambatnya perekrutan, serta tingkat pengangguran yang sedikit naik meski tetap rendah. Dalam pernyataan pasca-rapat, komite juga mencatat aktivitas ekonomi melambat, sementara inflasi kembali meningkat dan bertahan di level relatif tinggi.

Dalam konferensi pers usai keputusan kebijakan itu, komentar Jerome Powell dinilai mengecewakan sebagian pelaku pasar. Ia menyebut langkah pemangkasan ini sebagai “pemotongan suku bunga untuk manajemen risiko,” dan lebih ditujukan sebagai langkah pencegahan bila ekonomi melambat. Powell menegaskan belum ada jalan yang bebas risiko di tengah kondisi saat ini.

Selain itu, bank sentral juga merilis proyeksi suku bunga yang cenderung hawkish untuk 2026. Pejabat The Fed memperkirakan hanya ada satu kali pemotongan tambahan di tahun depan, lebih lambat dari ekspektasi pasar yang memperkirakan dua hingga tiga kali pemangkasan. Dot plot The Fed pun menunjukkan perbedaan pandangan yang cukup lebar di antara para pembuat kebijakan

Kepala Ekonom FWDBONDS, Christopher S. Rupkey, menilai keputusan The Fed yang bakal memangkas suku bunga dengan besaran kecil di September ini mencerminkan sikap hati-hati. Menurutnya, langkah ini menunjukkan inflasi berbasis tarif tidak lagi dianggap sebagai ancaman utama, sementara risiko melambatnya ekonomi akibat berkurangnya perekrutan tenaga kerja kini menjadi perhatian lebih besar. 

“Stagflasi sudah berlalu, dan fokus kini bergeser pada kondisi pasar tenaga kerja,” ujar Rupkey, dikutip CNBC, Kamis (18/9). 

Menjelang keputusan tersebut, indeks utama AS bergerak menguat. Sepanjang bulan ini, S&P 500 naik 2,2%, Nasdaq melonjak 3,8% berkat reli saham berbasis kecerdasan buatan, sementara Dow Jones tercatat naik 1%.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...