Harga Saham Garuda (GIAA) Terus Melesat di Tengah Rencana Suntikan Modal Rp 30 T
Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) naik 9,52% ke level Rp 115 pada perdagangan sesi pertama hari ini. Harga saham terpantau sudah melesat 49,35% dalam seminggu terakhir di tengah rencana suntikan modal dari Danantara yang mencapai US$ 1,84 miliar atau Rp 30,31 triliun.
Berdasarkan data Stockbit, volume saham yang diperdagangkan hari ini mencapai 11,95 juta dengan nilai sebesar Rp 137 miliar. Hanya terjadi 111 kali transaksi saham.
Meski demikian dalam empat hari perdagangan pekan ini, saham GIAA terpantau dilepas asing. Transaksi jual bersih atau net sell mencapai Rp 52,6 miliar.
Adapun harga saham GIAA melonjak, terutama setelah perusahaan mengumumkan langkah restruktusasi. Dalam proses tersebut, PT Danantara Asset Management (DAM) akan menyuntikkan modal melalui penambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), rencana besar ini dilakukan untuk memperbaiki posisi keuangan perusahaan yang masih mencatatkan ekuitas negatif. Hingga 30 Juni 2025, posisi ekuitas Garuda masih negatif sekitar US$ 1,49 miliar. Total aset maskapai milik negara ini mencapai US$ 6,51 miliar, sedangkan liabilitas tercatat sebesar US$ 8,01 miliar.
“Untuk itu diperlukan strategi dalam memperbaiki posisi keuangan khususnya untuk membantu masalah likuiditas perseroan melalui pelaksanaan transaksi dalam rangka keberlangsungan usaha perseroan yang lebih baik ke depan,” kata manajemen Garuda Indonesia dalam keterbukaan informasi.
Adapun aksi private placement ini akan dilakukan Danantara melalui dua skema. Pertama, setoran modal tunai sebanyak-banyaknya US$ 1,44 miliar atau Rp 23,66 triliun. Kedua, konversi pinjaman pemegang saham menjadi saham baru senilai US$405 juta atau Rp 6,65 triliun.
Garuda Indonesia dan anak usahanya, Citilink sebelumnya telah menandatangani perjanjian pemegang saham dengan Danantara pada 24 Juni 2025. Dalam perjanjian itu, Danantara memberikan pinjaman kepada Garuda sebesar US$ 405 juta, yang kemudian akan dikonversi menjadi saham baru melalui skema PMTHMETD ini.
Pinjaman tersebut telah dicairkan dalam empat tahap dengan total sekitar Rp 6,65 triliun. Dana itu digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional, perawatan serta perbaikan pesawat milik Garuda Indonesia dan Citilink.
