Bos Danantara Pastikan TOBA Absen di Proyek Waste to Energy

Nur Hana Putri Nabila
3 November 2025, 13:44
Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir
Katadata/Nur Hana Putri Nabila
Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia buka-bukaan soal absennya PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dalam lelang proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). 

TOBA yang bergerak dalam proyek waste management pernah dirumorkan terlibat dalam proyek Danantara. Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir juga sempat memiliki afiliasi dengan TOBA dan menempati posisi wakil direktur utama.

“TOBA enggak ikutan, minggu lalu kalau saya nggak salah, teman-teman TOBA sudah declare tidak bakal ikutan untuk proyek yang menyangkut waste to energy (WtE) Danantara,” kata Pandu kepada wartawan di Jakarta, Senin (3/11). 

Direktur TBS Energi Utama Juli Oktarina sebelumnya mengatakan, keikutsertaan perusahaan dalam proyek PLTSa belum menjadi prioritas. Menurut Juli, prioritas TOBA saat ini adalah proyek-proyek yang suda ada dan berada di tingkat regional.  

“Prioritas kami itu proyek-proyek yang sudah ada di depan yang sudah kita approach dan di regional,” kata Juli kepada wartawan ketika ditemui di kantornya, Selasa (28/10). 

Tak hanya itu, Juli juga menegaskan bahwa TOBA tidak terlibat dalam penerbitan Patriot Bonds. “Untuk Patriot Bonds, kami juga tidak ikut dan kalau pun ikut, kami pasti sudah informasikan,” ujar Juli. 

Pilih Ekspansi ke Luar Negeri 

Salah satu pencapaian penting TBS pada paruh kedua 2025 dalam lingkup regional adalah peluncuran identitas baru CORA Environment, yang menggantikan Sembcorp Environment di Singapura. Melalui CORA, TBS memperluas waste-to-energy di tingkat regional sekaligus mempercepat transfer teknologi ke Indonesia. 

CORA kini menjalankan layanan pengumpulan, daur ulang, insinerasi, dan pemulihan sumber daya berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi dan kepatuhan lingkungan. Dalam lima tahun ke depan, CORA menyiapkan investasi lebih dari S$200 juta atau sekitar Rp 2,56 triliun.   

Hal itu untuk memperkuat jaringan pengelolaan limbah, termasuk pembangunan infrastruktur daur ulang yang ditargetkan selesai pada 2026. Manajemen TOBA mengungkapkan bisnis pengelolaan limbah TBS yang dimulai sejak 2018 menunjukkan hasil positif, terutama setelah ekspansi ke pasar Singapura.  

Torehan ini menjadi modal penting bagi TBS untuk memperluas jangkauan ke negara-negara Asia Tenggara lain seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia, dengan fokus pada pengembangan infrastruktur waste-to-energy, daur ulang, serta kerja sama lintas kebijakan lingkungan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...