BCA Tebar Dividen Interim Rp 6,77 Triliun, Cek Jadwalnya
Bank swasta raksasa TP Bank Central Asia Tbk (BBCA) berencana membagikan dividen interim mencapai Rp 6,67 triliun atau Rp 55 per saham kepada para pemegang sahamnya. Pembayaran dividen akan dilaksanakan pada 22 Desember 2025.
“Perseroan menyampaikan rencana pembagian dividen interim untuk periode tahun buku 2025 sesuai dengan keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris pada tanggal 24 November 2025,” kata manajemen BBCA dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (25/11).
Bank swasta raksasa ini dikenal rajin membagikan dividen kepada para investornya. Pada tahun buku 2024, BBCA membagikan dividen tunai Rp 37 triliun atau setara dengan Rp 300 per saham.
Rasio dividen yang dibagikan sebesar 67,4% dari laba tahun tersebut senilai Rp 54,8 triliun. Pembayaran dividen dilakukan dua skema, pertama lewat pembayaran dividen interim sebesar Rp 50 per saham dan kemudian sisanya lewat dividen final dibagikan senilai Rp 250 per saham.
Pada tahun buku sebelumnya, BBCA tercatat membagikan dividen tunai senilai Rp 33,2 triliun atau setara Rp 270 per saham. Dividen yang dibagikan oleh BBCA mencapai 68,4% dari laba sepanjang 2023 seesar Rp 48,6 triliun.
Dividen terseut terdiri dari dividen interim sebesar Rp 42,50 per saham yang dibayarkan pada 20 Desember 2023 dan dividen final sebesar Rp 270 per saham. Nilai dividen tahun buku 2023 meningkat 31,7% jika dibandingkan dividen tunai yang dibagikan pada 2022.
Adapun berikut jadwal pembagian dividen interim terbaru BBCA:
- Tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 2 Desember 2025
- Tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 3 Desember 2025
- Tanggal cum dividen di pasar tunai: 4 Desember 2025
- Tanggal ex dividen di pasar tunai: 5 Desember 2025
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 4 Desember 2025
- Tanggal pembayaran dividen: 22 Desember 2025
Kinerja Keuangan BBCA
BCA mencatat laba bersih sebesar Rp 43,4 triliun sepanjang Januari–September 2025. Capaian itu naik 5,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 41,07 triliun.
Kinerja positif BCA ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 7,6% year on year (YoY) menjadi Rp 944 triliun per September 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi kredit berkualitas serta likuiditas perseroan yang tetap terjaga.
Dari sisi pendanaan, total Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 7% YoY, dengan CASA (current account saving account) menjadi kontributor utama pendanaan inti BCA.
“Terjaganya penyaluran kredit BCA di berbagai segmen dan sektor hingga September 2025 mencerminkan komitmen kami untuk memperluas akses pembiayaan, termasuk kepada pelaku UMKM,” ujar Presiden Direktur BCA Hendra Lembong dalam paparan public virtual, Senin (20/10).
Berdasarkan segmen, kredit korporasi menjadi penyumbang terbesar dengan pertumbuhan 10,4% yoy menjadi Rp 436,9 triliun. Kredit komersial naik 5,7% menjadi Rp 142,9 triliun, sedangkan kredit UMKM tumbuh 7,7% menjadi Rp 129,3 triliun.
Dari sisi konsumsi, kredit konsumer tumbuh 3,3% yoy menjadi Rp 223,6 triliun, didorong oleh kenaikan KPR sebesar 6,4% YoY menjadi Rp 138,8 triliun. Pinjaman konsumer lainnya, seperti kartu kredit, naik 6,9% menjadi Rp 23,5 triliun. Kualitas pinjaman BCA tetap solid, tercermin dari rasio loan at risk (LAR) yang stabil di 5,5%, serta rasio kredit bermasalah (NPL) terkendali di 2,1%.
Pencadangan terhadap NPL dan LAR juga memadai masing-masing di 166,6% dan 69,5%. Dari sisi pembiayaan berkelanjutan, BCA menyalurkan kredit hijau senilai Rp 241 triliun per September 2025, tumbuh 12,7% yoy dan setara 25,5% dari total portofolio pembiayaan.
Sementara itu, CASA masih menjadi kontributor utama pendanaan dengan porsi 83,8% dari total DPK, tumbuh 9,1% yoy menjadi Rp 999 triliun. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan lonjakan frekuensi transaksi BCA yang naik 78% dalam tiga tahun terakhir.
