Bos Garuda Indonesia (GIAA) Bicara soal Progres Merger dengan Pelita Air
Emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membeberkan progres rencana penggabungan usaha atau merger dengan maskapai milik PT Pertamina, yakni PT Pelita Air.
Wakil Direktur Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro mengatakan, rencana aksi ini masih dalam pembicaraan dengan pemegang saham Seri A perseroan, yakni Danantara. "Lami masih dalam pembicaraan dengan pemegang saham, yaitu Danantara, dan juga dengan Pertamina," kata Thomas dalam acara Public Expose secara virtual, Kamis (27/11).
Thomas menyebut perusahaan saat ini tengah mengkaji dan melihat berbagai opsi untuk melakukan merger. “Jadi saya belum bisa jawab secara detail (soal merger), tapi itu sedang kami lakukan sekarang,” ujar Thomas.
Merger untuk Cegah Kanibalisme Pasar
Managing Director Non-Financial Holding Operasional Danantara Febriany Eddy sebelumnya mengatakan, rencana merger kedua maskapai ini perlu dilakukan untuk memastikan tidak terjadinya kanibalisme. Menurut dia, Garuda dan Citilink pun tidak diperbolehkan saling mengambil pasar.
“Tadi kuncinya adalah dalam rencananya pasti akan dipastikan untuk tidak saling cannibal. Orang Garuda–Citilink aja kami tidak izinkan, apalagi nanti Pelita,” ujar Febri di Kantor Danantara, Jumat (14/11).
Menurutnya, langkah penggabungan usaha perlu dieksekusi dulu sebelum lanjut ke tahapan berikutnya. Bagian terpenting dari proses streamline adalah menghilangkan kompetisi internal dan potensi saling kanibal.
“Nah bagaimana segmentasinya, branding-nya itu tunggu lah, tunggu,” kata Febri.
Febriany juga menilai Pelita Air memiliki banyak praktik baik yang dapat diadopsi oleh entitas lain di maskapai.
“Likewise ada best practice di Citilink dan Garuda yang harus menjadi manfaat dari Pelita Air. Jadi disitu kami saling memperkuat diri,” ujar Febri.
