Rupiah Berpotensi Menguat di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Nilai tukar rupiah menguat 0,07% ke level Rp 16.667 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Senin (1/12). Kurs rupiah menguat didukung oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve.
“Harapannya akan ada apresiasi ke level Rp 16.650 per dolar AS karena ekspektasi penurunan Fed Funds Rate yang makin membesar,” kata Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana kepada Katadata.co.id, Senin (1/12).
Fikri menjelaskan, ekspektasi rilis manufacturing PMI berbagai negara juga akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Hal ini juga termasuk PMI manufaktur Indonesia yang diharapkan membaik.
Menurut dia, angka inflasi RI pada November 2025 juga akan memberikan pengaruh tersendiri. “Rilis inflasi indonesia hari ini yang diharapkan turun secara tahunan,” ujar Fikri.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah berada pada level Rp 16.658 per dolar AS. Level ini menguat 17 poin dibandingkan penutupan sebelumnya.
Senada, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan menguat terhadap dolar AS yang melemah. Lukman mengatakan pelemahan dolar AS karena meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025.
Pemangkasan itu semakin kuat dengan adanya isu penggantian Ketua The Fed Jerome Powell. Powell dikabarkan akan digantikan oleh Kevin Hassett yang lebih dovish atau memiliki kebijakan yang lebih longgar.
“Rupiah akan berada di level Rp 16.600 per dolar AS hingga Rp 16.700 per dolar AS,” ujar Lukman.
