Sinyal Kongsi Salim-Bakrie (BUMI) Akuisisi Aset Mineral Baru, Intip Kisi Kinerja
Emiten yang bergerak di sektor pertambangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membeberkan rencana untuk melakukan aksi akuisisi baru di sektor mineral. Emiten yang terafiliasi dengan konglomerat dari Grup Salim dan Grup Bakrie ini akan membuka peluang ekspansi pada bidang potensial lainnya.
Direktur Bumi Resources, Christopher Fong, menyampaikan perusahaan kini tengah memprioritaskan ekspansi di sektor logam, mineral, dan industri hilir. Ia menyebut akuisisi baru itu dalam rentang 6–12 bulan ke depan. Ia mengaku langkah ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi untuk mengurangi ketergantungan pada bisnis batu bara termal.
“Sambil tetap mengoperasikan dan mempertahankan kinerja operasi batu bara termal kami,” ucap Christopher dalam paparan publik, Senin (1/12).
Christopher menambahkan bahwa dalam lima hingga enam tahun ke depan atau hingga 2031, BUMI menargetkan rasio 50:50 untuk kontribusi aset dan pendapatan antara bisnis batu bara termal dan non-termal. Adapun saat ini BUMI bakal mengakuisisi tambang emas tahap produksi Jubilee Metals Limited (JML) di Australia.
Selain itu, perusahaan kini juga menggenggam 45% saham PT Laman Mining, perusahaan tambang bauksit di Kalimantan Barat. Ke depannya Bumi Resources akan melanjutkan transformasinya menjadi operational holding company yang secara aktif mengawasi, mengarahkan, dan mengoptimalkan kinerja operasional anak usaha.
Selanjutnya demi memperluas sumber pendapatan dan memperkuat ketahanan bisnis, perseroan telah melakukan kajian menyeluruh atas berbagai peluang usaha baru.
Saat ini, fokus perusahaan yakni pada aset-aset yang telah atau segera memasuki tahap produksi. Termasuk proyek hilirisasi batu bara melalui gasifikasi untuk menghasilkan metanol, akuisisi aset tembaga, emas, dan bauksit, serta pengembangan mineral strategis lainnya.
“Langkah ini mencerminkan komitmen perseroan dalam membangun model bisnis yang lebih berkelanjutan dan memiliki daya saing jangka panjang,” ucapnya.
Kisi-Kisi Kinerja 2026
Sejalan dengan itu, Direktur Bumi Resources, Maringan M. Ido Hotna Hutabarat, menjelaskan kinerja perseroan pada 2026 diperkirakan tidak jauh berbeda dibandingkan 2025. Dari sisi volume penjualan, produksi PT Kaltim Prima Coal (KPC) diproyeksikan sekitar 53,5 juta ton.
Sementara itu produksi Arutmin berada di kisaran 22–23 juta ton, sehingga totalnya mencapai 77–78 juta ton pada 2026.
Menurutnya harga batu bara pada 2026 juga diperkirakan tidak banyak berubah dibanding tahun ini. Hal itu lantaran menurut dua produsen batu bara besar dunia, permintaan dan produksi global dalam seaborn trade masih menunjukkan surplus sekitar 10 juta ton.
Perusahaan menargetkan pendapatan BUMI pada 2026 diproyeksikan relatif sama dengan tahun 2025. “Pendapatan akan kurang lebih sama di tahun 2026-2025, kecuali jika memang Cina meningkatkan kembali import batu baranya,” ucapnya.
