Wall Street Melonjak, Data Inflasi AS Buka Peluang Pemangkasan Bunga The Fed
Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) menghijau pada perdagangan saham Jumat (5/12). Kenaikan ini terjadi setelah investor mencerna data inflasi AS yang diperkirakan memberi ruang bagi The Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga pada pekan ini.
Indeks S&P 500 naik 0,19% ke level 6.870,40, sekaligus mencatatkan kenaikan empat hari berturut-turut. Nasdaq Composite menguat 0,31% ke 23.578,13 dan Dow Jones Industrial Average bertambah 104,05 poin atau 0,22% ke 47.954,99.
Para pelaku pasar juga menganalisis rilis data ekonomi terbaru. Departemen Perdagangan AS melaporkan Core PCE untuk September tumbuh 2,8% secara tahunan, di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 2,9%. Kenaikan bulanan sebesar 0,2% sesuai dengan proyeksi, begitu pula inflasi PCE utama. Selain itu, survei konsumen Universitas Michigan untuk Desember mencatatkan hasil di atas perkiraan.
Laporan PCE, yang menjadi indikator inflasi utama bagi The Federal Reserve, memberikan gambaran terakhir mengenai tekanan harga sebelum bank sentral melakukan pemungutan suara suku bunga pada Rabu (10/12). Dengan moderatnya inflasi, pasar tenaga kerja kini menjadi sorotan utama, terutama usai data terbaru menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Investor menilai kondisi ini dapat mendorong The Fed memangkas suku bunga acuan 0,25%.
Menurut alat CME FedWatch, para pedagang kini memperkirakan peluang 87% The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan Rabu mendatang, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa pekan sebelumnya. Saat ini suku bunga acuan federal funds berada di kisaran 3,75%–4%, dan diperdagangkan mendekati batas atas rentang tersebut.
Wakil Presiden Manajemen Portofolio Mercer Advisors, David Krakauer, mengatakan perkembangan terbaru semakin memperkuat pasar bahwa pemangkasan suku bunga pekan depan hampir dapat dipastikan.
“Jika inflasi terus relatif terkendali dan berpotensi menurun, lalu bagaimana prospek pemotongan suku bunga lebih lanjut hingga awal tahun depan?” kata Krakauer, dikutip CNBC, Senin (8/12).
Krakauer menilai meski ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga sangat tinggi, ia belum sepenuhnya yakin langkah tersebut akan menjadi katalis yang mendorong reli saham menjelang pergantian tahun. Meski begitu, ia memproyeksikan pasar berada dalam kondisi yang cukup kuat untuk tetap menguat, setidaknya hingga membawa S&P 500 mencapai rekor tertinggi baru.
“Mungkin pergerakan akan stabil, mungkin juga bergejolak, tetapi saya yakin jalur ke depan untuk saham akan sangat positif,” ujar Krakauer.
Adapun saham di Wall Street menguat selama sepekan. Indeks S&P 500 naik 0,3%, sementara Nasdaq menguat hampir 1%, dan Dow Jones bertambah sekitar 0,5%.
Pada perdagangan Jumat, saham Netflix bergerak volatil. Emiten itu sempat anjlok setelah mengumumkan kesepakatan senilai US$ 72 miliar untuk mengakuisisi aset film dan layanan streaming milik Warner Bros. Discovery (WBD), dengan penyelesaian transaksi diperkirakan berlangsung dalam 12 hingga 18 bulan. Saham Netflix turun hampir 3%, sedangkan saham WBD melonjak lebih dari 6%.
Netflix kemudian pulih dari level terendahnya setelah seorang pejabat senior pemerintah mengatakan bahwa administrasi Trump meragukan aksi korporasi itu.
