Genjot Kredit, Bank OCBC NISP Terbitkan Obligasi Rp 2 Triliun
Bank OCBC NISP baru saja menerbitkan surat utang alias obligasi sebesar Rp 2 triliun. Perusahaan menyatakan obligasi tersebut laris diborong investor dalam penawaran yang dilakukan pada 15-16 Agustus 2017 lalu.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyatakan, dana yang terserap dari hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk menggenjot penyaluran kredit bank. “Untuk meningkatkan struktur pendanaan untuk mendukung ekspansi kredit perseroan,” kata dia dalam siaran pers yang diterima Katadata, Senin (21/8). (Baca juga: Fitch: Pasar Obligasi Indonesia Sudah Ketat karena Investor Terbatas)
Sepanjang semester I tahun 2017, Bank OCBC NISP telah menyalurkan kredit sebesar Rp 100,6 triliun, atau meningkat 17% dibandingkan periode sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit tersebut di atas rata-rata perbankan nasional yang sebesar 7,6%.
Secara rinci, obligasi diterbitkan OCBC NISP dalam skema Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2017. Obligasi tersebut terdiri dari tiga seri, yaitu Seri A yang bertenor 370 hari dengan bunga 6,75% per tahun, Seri B bertenor dua tahun dengan bunga 7,30%, dan Seri C bertenor 3 tahun dengan bunga 7,70% per tahun. Bunga obligasi dengan tingkat bunga tetap dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi.
Adapun PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan PT Fitch Ratings Indonesia memberikan peringkat AAA (Triple A) untuk obligasi tersebut. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi yaitu PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT NISP Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia, PT RHB Sekuritas Indonesia dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi.
Sebelumnya, bank-bank BUMN tercatat berlomba-lomba menerbitkan obligasi untuk mendukung penyaluran kredit. Langkah tersebut diambil seiring dengan imbal hasil obligasi yang cenderung turun. Alhasil, beban biaya yang ditanggung penerbit obligasi berkurang. Penurunan imbal hasil disebut-sebut didukung oleh kenaikan peringkat kredit Indonesia ke level layak investasi (investment grade). (Baca juga: Tren Imbal Hasil Turun, Empat Bank BUMN Berlomba Jual Obligasi).