Fitch: Pasar Obligasi Indonesia Sudah Ketat karena Investor Terbatas

Martha Ruth Thertina
18 Agustus 2017, 23:17
Pialang tengah memantau pergerakan pasar modal.
Arief Kamaludin|KATADATA

Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menyebut persaingan berebut dana di pasar obligasi alias surat utang mengetat. Penyebabnya, korporasi swasta dan pelat merah terus meningkatkan nilai penerbitan obligasi, sedangkan jumlah investor terbatas. Sejumlah regulasi yang dirilis pemerintah belum efektif mendongkrak jumlah investor.

“Akibat kurangnya permintaan, banyak korporasi yang terpaksa harus mengurangi besaran obligasi yang diterbitkannya atau menaikkan kupon untuk menarik investor,” demikian tertulis dalam analisis terbaru Fitch Ratings yang dilansir pada Jumat (18/8). (Baca juga: Tren Imbal Hasil Turun, Empat Bank BUMN Berlomba Jual Obligasi)

Advertisement

Imbasnya, jumlah korporasi yang menerbitkan obligasi di pasar domestik pun tak banyak berubah. Pada paruh pertama 2017, penerbitan obligasi, termasuk obligasi syariah (sukuk) tercatat sebesar Rp 56,5 triliun oleh 29 perusahaan. Sedangkan, pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 46,7 triliun oleh 26 perusahaan.

Fitch mengatakan pemerintah telah turun tangan untuk mendorong investor berinvestasi lebih banyak di pasar obligasi domestik. Salah satu caranya, yaitu dengan mewajibkan institusi asuransi dan dana pensiun untuk mengalokasikan setidaknya 20% dari dana investasinya ke obligasi. Namun, “Banyak korporasi yang gagal menerbitkan instrumen utang lantaran profil kredit tidak cocok dengan ketentuan investor,” demikian tertulis.

Merespons kondisi tersebut, pemerintah juga tercatat sudah menurunkan ketentuan batasan minimal rating obligasi untuk investor institusi domestik dari minimal ‘A’ menjadi ‘BBB’. Harapannya, investor yang dimaksud bisa lebih banyak menyerap obligasi dengan rentang rating yang lebih lebar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement