Ditunjang KPR, SMF Tahun Lalu Raup Laba Bersih Rp 318 Miliar
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan pada 2016. Tahun lalu, SMF berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 318,04 miliar, tumbuh 28 persen dibandingkan dengan tahun 2015, yakni Rp 247,76 miliar. Pertumbuhan ini ditopang oleh penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Kenaikan laba ini karena kita terus aktif di penyaluran pinjaman untuk KPR bagi MBR," Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dalam konferensi pers, Jumat, 27 Januari 2017.
Ananta menjelaskan, tahun lalu SMF berhasil mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui transaksi sekuritisasi sebesar Rp 1,5 triliun dan penyaluran pinjaman sebesar Rp 5,64 triliun. Sehingga pada 2016 lalu, secara total SMF berhasil menyalurkan dana sebesar Rp 7,14 triliun.
(Baca juga: BTN dan Perumnas Siapkan Kredit Rumah Seharga Rp 75 Juta)
Sedangkan untuk posisi total penyaluran pinjaman, SMF telah menyalurkan Rp 8,32 triliun hingga akhir tahun lalu. Realisasi itu mengalami pertumbuhan dibandingkan di 2015 yang hanya mencapai Rp7,84 triliun. "Angka penyaluran pinjaman kita mengalami peningkatan juga dibandingkan dengan RKAP 2016 yang hanya sebatas Rp 8,27 triliun," tutur Ananta.
Dengan demikian, SMF mencatat laba bersih unaudited mencapa Rp 318,04 miliar, tumbuh 28 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni Rp 247,76 miliar dan juga di atas target RKAP sebesar Rp 299,22 miliar.
10 Bank dengan Suku Bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Terendah
Sementara, Ananta menjelaskan, total aset SMF di tahun 2016 adalah sebesar Rp 13,12 triliun, naik 30 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp10 triliun.
Ananta kembali menjelaskan, pertumbuhan penyaluran ini disertai dengan penerbitkan surat utang korporasi yang menjadi sumber pendanaan. Selama tahun 2016, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp 2,75 triliun melalui penerbitan obligasi PUB Ill tahap 4, sebesar Rp 630 miliar, PUB Ill tahap 5 sebesar Rp 945 miliar dan PUB Ill tahap 6, sebesar Rp 1,17 triliun.
(Baca juga: Pasokan Melimpah, Bisnis Properti Tahun Ini Masih Lesu)
Sampai dengan akhir tahun 2016, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp 6,53 triliun, angka tersebut berdasarkan data laporan keuangan un audited periode 31 Desember 2016 .
Sementara itu, Direktur Sekuritasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo mengatakan, dengan penerbitan surat utang yang mencapai Rp 6,53 triliun, angka tersebut berada jauh diatas RKAP 2016 yang sebesar Rp 5,37 triliun. Dengan demikian, Heliantopo mengklaim, investor semakin percaya dalam memberikan pendanaan bagi SMF.
"Mudah-mudahan tahun 2017 ini kondisinya sama, karena kita mencari pendanaan murni dari penerbitan surat utang yang selama ini kami lakukan melalui Pasar Modal," ujar Heliantopo.
(Baca juga: BTN Beri Kemudahan KPR untuk 6 BUMN dan Peserta BPJS)
Sebagai informasi, sejak tahun 2009 sampai dengan 2016, SMF telah memfasilitasi sepuluh kali transaksi sekuritisasi di mana sembilan kali dilakukan bekerjasama dengan Bank BTN dan satu kali bersama Bank Mandiri. Selain itu, SMF juga telah bekerjasama dengan 13 Bank Pembangunan Daerah di seluruh wilayah di lndonesia, ditambah tiga masih dalam tahap Memorandum of Understanding (MoU).
Selain itu, SMF juga telah berhasil meluncurkan dan mensosialisasikan Standard Operation Procedure (SOP) untuk KPR yang dilakukan oleh BPD yang bekerja sama dengan SMF. Program ini bertujuan untuk mendorong terciptanya standar produk KPR BPD yang terjangkau, aman, dan mudah untuk masyarakat. SOP tersebut juga bertujuan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat seluruh Indonesia akan kepemilikkan rumah yang layak dan terjangkau.