Bank BUMN Siap Danai Pertamina Ambil Blok Mahakam
KATADATA ? Perbankan pelat merah siap mendanai investasi PT Pertamina (Persero)di Blok Mahakam. Nilai investasi pengelolaan blog gas yang akan diambilalih dari perusahaan asal Prancis tersebut diperkirakan mencapai Rp 25 triliun per tahun.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Gatot M. Suwondo menyatakan, perseroan siap untuk mendanai proyek di Blok Mahakam, tapi masih menunggu kepastian pengambilalihan blok tersebut oleh Pertamina.
Dia mengakui, selama ini BNI belum pernah membiayai proyek-proyek baru atau greenfield di sektor minyak dan gas (migas). ?Kalau untuk minyak greenfield, kami belum ada expert (pengalaman). Tapi kalau untuk pengambilalihan, kami confident (percaya diri),? kata Gatot kepada Katadata, Rabu (7/1).
Selain mengkaji kelayakan proyek tersebut, BNI juga akan melihat denominasi pinjaman yang akan dikeluarkan. Jika kebutuhan anggarannya besar, Gatot mengatakan, kemungkinan pembiayaannya akan dilakukan secara sindikasi dengan perbankan lain.
?Bisa saja kami biayai, sepanjang itu bankable,? ujarnya. (Baca: Ambil Blok Mahakam, Pertamina Jajaki Pendanaan dari Bank BUMN)
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Asmawi Syam menyatakan kesiapan untuk membiayai proyek tersebut, sepanjang memenuhi standar kelayakan untuk dibiayai oleh bank. Selain itu, harus ada pembicaraan terlebih dulu dengan bank-bank lain jika pinjaman ini bersifat sindikasi.
?Studi kelayakannya dihitung dulu,? tutur Asmawi.
Kesiapan serupa juga disampaikan PT Bank Mandiri Tbk. Menurut Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas, perusahaannya akan meninjau terlebih dulu proyek tersebut.
?Pengelolaan Blok Mahakam oleh perusahaan milik negara dapat memberi nilai tambah dan potensi yang baik bagi Indonesia. Kami akan mengkaji hal ini,? kata Rohan melalui pesan singkat.
Saat ini, blok minyak dan gas (migas) di Kalimantan Timur ini masih dikelola oleh perusahaan asal Prancis, Total E&P Indonesie dan Inpex dari Jepang. Blok ini masih mengandung cadangan migas sebesar 6 trilion cubic feet (tcf) hingga 8 tcf.
Kapasitas produksinya dikisaran 1.700 juta kaki kubik per hari (mmscfd), dan kondensat sekitar 67 ribu barel per hari (bph). Jumlah ini dinilai besar, mengingat produksi keseluruhan minyak di Indonesia saat ini masih kurang dari 900 ribu bph dan gas 8.700 mmscfd.
Tahun lalu, Total E&P Indonesie menganggarkan dana sebesar US$ 2,5 miliar untuk pengelolaan Blok Mahakam. Dana tersebut diperkirakan meningkat menjadi US$ 3 miliar pada 2015.
Jika mengacu pada investasi yang dikeluarkan Total E&P Indonesie tersebut, Pertamina mesti menyiapkan dana investasi sekitar Rp 30 triliun sampai Rp 40 triliun tiap tahun untuk mengelola Blok Mahakam.