Likuiditas Perbankan: Kinerja DPK Mulai Loyo di Tengah Kenaikan Kredit
LPS memperkirakan, penyaluran kredit masih tumbuh terbatas dalam beberapa bulan ke depan sejalan dengan aktivitas ekonomi yang mulai pulih. Di sisi lain, perbankan masih perlu mengantisipasi risiko kredit meskipun relaksasi kredit masih diperpanjang sampai dengan Maret 2023.
Pemulihan intermediasi perbankan diperkirakan akan terjadi secara bertahap, dipengaruhi laju pemulihan ekonomi dan keyakinan korporasi untuk melakukan investasi.
Sementara itu, pertumbuhan sisi DPK akan cenderung melambat ke single digit. "Sejalan dengan perilaku deposan individual dan deposan korporasi yang cenderung mulai melakukan konsumsi dan investasi," kata LPS.
LPS mencatat, tren penurunan suku bunga simpanan masih berlanjut sepanjang September 2021. Penurunan ini sejalan dengan laju lebih terbatas dibandingkan periode sebelumnya ditopang kondisi likuiditas perbankan yang masih longgar.
Rata-rata tingkat bunga deposito rupiah (22 rata-rata pergerakan harian) bank benchmark LPS pada akhir September 2021, turun 1 bps ke level 3,22% dibandingkan akhir bulan sebelumnya.
Lalu, suku bunga minimum turun 2 bps ke level 2,62%. Sementara suku bunga maksimum stabil pada level 3,82%. Suku bunga minimum dan maksimum valuta asing pada September turun masing-masing 1 bps ke level 0,17% dan 0,26%. Sementara suku bunga average tetap di level 0,22%.
Menurut LPS, tren penurunan suku bunga simpanan diperkirakan masih akan berlanjut dengan laju yang relatif terbatas pada akhir triwulan IV 2021. Hal ini sejalan dengan kondisi likuiditas yang tetap longgar dan pertumbuhan permintaan kredit yang mulai meningkat.
Sebagian bank, terutama pada kelompok bank-bank kecil diperkirakan masih akan melakukan penyesuaian atas suku bunga simpanan. Ini untuk merespons penurunan yang telah dimulai oleh bank-bank besar.
Langkah penurunan suku bunga simpanan akan terus diupayakan oleh perbankan dalam rangka menjaga spread margin bunga bersih (net interest margin). "Sehingga bank mampu memperbaiki sisi profitabilitas," kata LPS.