Berkat 4 Langkah Penyehatan, Rugi Bersih Bank Banten Susut 20%

Cahya Puteri Abdi Rabbi
19 April 2022, 06:10
Bank Banten
Website Bank Banten
Ilustrasi Pelayanan Terhadap Nasabah di Bank Banten

PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 265,18 miliar sepanjang 2021. Kerugian ini menyusut 20,88% dari periode tahun lalu saat perusahaan mencatat rugi bersih Rp 308,16 miliar. 

Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin mengatakan, perbaikan kinerja keuangan sejalan dengan target pencapaian perseroan. Ia menyebut, pada 2022 merupakan tahap kedua dari fase perbaikan kinerja perseroan, yaitu fase akselerasi pertumbuhan. 

"Pada tahap ini, kami melanjutkan pengembangan layanan digital, dalam rangka integrasi pengembangan teknologi informasi untuk menunjang terlaksananya ekosistem ekonomi keuangan daerah Banten,” kata Agus dalam keterangan resminya, Senin (18/4).

Perseroan menutup 2021 dengan kinerja kredit sebesar Rp 3,08 triliun dan modal sebesar Rp 1,89 triliun. Hal ini dicapai di antaranya dengan mendongrak pendapatan sepanjang 2021, di mana pendapatan bunga bersih perseroan tumbuh 90% secara tahunan menjadi sebesar Rp 67,02 miliar atau hampir dua kali lipat dari capaian sebelumnya yang sebesar Rp 35,23 miliar.

Hingga akhir Desember 2021, total aset perseroan meningkat sebesar 65,7% menjadi Rp 8,85 triliun, dari Rp 5,34 triliun pada akhir Desember 2020. Hal ini didorong oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga meningkat secara signifikan sebesar 79,8% dari sebelumnya Rp 2,58 triliun menjadi Rp 4,64 triliun.

Pendapatan operasional selain bunga juga naik 45,8% secara tahunan menjadi Rp 41,85 miliar dari sebelumnya Rp 28,7 miliar.

Di sisi biaya, perseroan juga melakukan efisensi operasional sehingga berhasil menekan beban bunga menjadi Rp 251 miliar, turun 25,72% dibandingkan Desember 2020 sebesar Rp 338,46 miliar, serta beban operasional selain bunga juga turun menjadi Rp 313 miliar.

Agus mengatakan, tahun lalu merupakan fase penyehatan bagi perseroan, dengan dengan empat fokus utama. Mulai dari memperbaiki kualitas aktiva produktif, menjaga likuiditas bank, memperkuat permodalan bank dan mengimplementasikan perbaikan tata kelola perusahaan sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ia juga memastikan akselerasi bisnis perseroan dilandaskan pada prinsip kehati-hatian. Hal itu dilakukan untuk meminimalkan risiko usaha operasional bank, dengan memastikan kesesuaian dengan koridor ketentuan regulator dan kebijakan internal bank.

Bentuk peningkatan prudential banking tersebut ditunjukkan dari peningkatan likuiditas yang membaik, namun penyaluran kredit sangat selektif untuk menjaga kualitas kredit, sehingga loan to deposit ratio (LDR) terjaga di 66,47% pada Desember 2021, dibandingkan 146,77% di tahun sebelumnya.

Likuiditas yang membaik juga terlihat dari naiknya penempatan dana pada Bank Indonesia dan Surat Berharga Negara, yang masing-masing meningkat 152% menjadi Rp 1 triliun dan 32,5% menjadi Rp 818 miliar.

"Saya optimistis capaian kinerja sepanjang 2021 dapat meningkatkan political will bagi seluruh pemimpin, pengusaha serta tokoh masyarakat," ujar Agus.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...