Proses Merger dengan UUS BTN, BSI Bisa Geser Posisi CIMB Niaga
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memastika proses merger antara perusahaan dengan Unit Usaha Syariah Bank Tabungan Negara (UUS BTN) sedang berlangsung. Merger ini akan menaikkan posisi BSI sebagai bank terbesar ke-6 menggeser PT Bank CIMB Niaga Tbk berdasarkan aset.
“Integrasi UUS BTN dan BSI ini akan sepenuhnya tunduk pada peraturan yang berlaku dari regulasi dan Undang-Undang di negara kita, rekomendasi, arahan dari pemegang saham,” kata Sekretaris Perusahaan BSI Gunawan Arief Hartoyo dalam konferensi pers, Jumat (23/09).
Sejauh ini, menurut Gunawan, proses integrasi berjalan lancar tanpa hambatan. Gunawan juga mengatakan pihaknya berharap proses integrasi yang sedang berjalan tidak mengalami hambatan.
Integrasi BSI dengan UUS BTN dinilai akan memperkuat posisi bank syariah milik negara dalam memajukan ekosistem halal nasional. BSI saat ini menempati posisi ketujuh dari sisi aset, di bawah CIMB Niaga.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada semester I 2022, BSI mencatatkan total aset mencapai Rp 277,34 triliun, sedangkan UUS BTN memiliki total aset Rp 40,35 triliun. Total aset keduanya jika digabungkan mencapai Rp 317,69 triliun, melampaui CIMB Niaga yang mencapai Rp 310,98 triliun.
“Integrasi yang dilakukan juga akan memberikan kontribusi yang lebih baik lagi dalam halal ekosistem pada gilirannya akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang baik,” kata Gunawan.
Direktur Utama BSI Hery Gunadi sebelumnya berharap BSI dapat masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar di dunia. "BSI itu kalo dihitung saat ini berada di nomor 14 di dunia. Mimpinya di tahun 2025 akan bisa masuk menjadi salah satu dalam 10 besar bank syariah global, itu visi kami," kata Hery.
BSI merupakan hasil penggabungan usaha atau merger dari tiga bank syariah milik Himpunan Bank Negara (Himbara). Ketiga bank yang dimaksud antara lain, PT BRI Syariah, PT Bank Mandiri Syariah, dan PT BNI Syariah.