Lelang Surat Utang Negara Masih Sepi Meski Penawaran Mulai Naik
Kementerian Keuangan mencatat nilai penawaran yang masuk pada lelang Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 17,09 triliun pada Selasa (25/10). Sekalipun nilainya naik Rp 2,09 triliun dibandingkan lelang sebelumnya, tetapi incoming bids atau nilai penawarannya masih tercatat sebagai salah satu yang terendah sepanjang penerbitan SUN tahun ini.
Nominal penawaran yang meningkat pada lelang kali ini tidak lepas karena jumlah seri SUN yang dilepas lebih banyak, yakni tujuh, dibandingkan sebelumnya enam. Satu seri SUN tambahan yakni seri Sustainable Development Goals (SDGs) tenor 8 tahun.
Penawaran yang masuk untuk new issurance alias penerbitan baru seri surat perbendaharaan negara (SPN) menurun dibandingkan lelang sebelumnya.
Namun demikian, minat terhadap seri FR meningkat. Hal itu terlihat dari nilai penawaran yang masuk untuk enam seri fixed rate (FR) reopening atau penjualan kembali bertenor 6-29 tahun, lebih besar dibandingkan lelang sebelumnya.
"Meskipun kondisi makro ekonomi domestik yang solid serta kinerja APBN yang masih mencatat surplus pada akhir September, investor masih cenderung berhati-hati dan bersikap wait and see di tengah kondisi pasar global yang masih volatile, serta menunggu hasil FOMC meeting The Fed," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Deni Ridwan, dalam keterangannya, Selasa (26/10).
Dari total penawaran yang masuk, Kementerian Keuangan memutuskan untuk memenangkan sebesar Rp 12,15 triliun. Nilai utang baru yang diserap pemerintah ini juga lebih besar dibandingkan pada lelang sebelumnya Rp 8,22 triliun.
Deni menyebut nilai tersebut sudah mempertimbangkan outlook turunnya kebutuhan pembiayaan APBN 2022 serta dinamika kondisi pasar keuangan terkini.
Imbal hasil alias yield rata-rata tertimbang (WAY) yang dimenangkan berkisar antara 7,4798% hingga 7,67936%, lebih tinggi 3-6 bps dari penutupan sehari sebelumnya. Hal ini seiring pelaku pasar yang dinilai juga mengharapkan banta;an untuk mengantisipasi volatilitas pasar ke depan.
Mayoritas investor mengincar SUN seri FR bertenor 6 dan 11 tahun. Nilai penawaran yang masuk untuk kedua seri tersebut mencapai 68,67% dari total incoming bids, dan 64,18% dari total penawaran yang dimenangkan.
Kementerian Keuangan juga merilis satu seri SUN Sustainable Development Goals (SDGs) yakni FRSDG001. Seri ini ditawarkan dengan tenor 8 tahun dan kupon 7,375%.
Deni menyebut investor merespon positif penerbitan seri baru ini, terlihat dari tingginya incoming bids yang mencapai Rp 2,26 triliun atau 13,22% dari total penerbitan SUN kemarin.
Lebih lanjut, partisipasi investor asing pada lelang kemarin tercatat sebesar Rp 2,26 triliun. Asing mayoritas masuk ke seri SUN tenor 6 dan 11 tahun yaitu Rp 1,95 triliun atau 86,06% dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp 1,40 triliun atau 11,52% dari total awarded bids.
Dana asing di pasar Surat Berharga Negara atau SBN Indonesia terus berkurang sejak awal tahun sampai pekan ketiga Oktober 2022.
Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), pada 3 Januari 2022 nilai total kepemilikan asing/non-residen dalam SBN rupiah yang dapat diperdagangkan masih sebesar Rp893,6 triliun.
Namun, sejak penghujung Februari 2022, tepat setelah Rusia menginvasi Ukraina, tren kepemilikan asing di pasar SBN terus menurun hingga nilai totalnya menjadi Rp717,30 triliun per 20 Oktober 2022.