Likuiditas Memadai, BFI Finance Belum Berniat Naikkan Bunga Kredit
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mengaku belum berniat menaikkan bunga kredit nasabah, meski Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan yang berdampak pada bunga pinjaman bank dan obligasi, sebagai sumber dana multifinance.
Direktur Keuangan BFI Finance Indonesia Sudjono mengatakan, sepanjang 2022, pihaknya mendapat banyak pinjaman modal baru dengan suku bunga yang atraktif. Dengan likuiditas yang memadai, perusahaan tidak khawatir kenaikan suku bunga acuan akan berdampak langsung pada bunga pinjaman perusahaan secara keseluruhan.
"Jadi saat ini BFI belum menyesuaikan suku bunga pinjaman kepada konsumen, karena kami rasa market (pasar) masih kondusif," ujar Sudjono dalam Konferensi Pers, dikutip Jumat (28/10).
Selama ini, perusahaan multifinance mengandalkan pinjaman modal bank dan obligasi sebagai sumber pendanaan mereka dalam memberi pinjaman kepada nasabah.
Dia memaparkan, kenaikan bunga pinjaman modal oleh perbankan dan imbal hasil obligasi lembaga keuangan merupakan hal yang wajar terjadi saat ini, dan tak perlu dikhawatirkan selama likuiditas masih tersedia.
"Kalau likuiditasnya berlimpah tapi bunga naik, ujung-ujungnya adalah faktor demand and supply (permintaan dan penawaran). Kalau penawaran banyak, tentu bunganya akan lebih kompetitif. Hal itu yang kami dapatkan sepanjang 2022," ujarnya.
Kendati demikian, BFI Finance tak menutup kemungkinan untuk menyesuaikan bunga pinjaman ketika suku bunga pinjaman modal terus meningkat signifikan, seperti halnya seluruh industri perbankan dan pembiayaan lain.