Orang Indonesia Makin Cashless, Transaksi Uang Elektronik Melonjak 30%
Masyarakat di Indonesia semakin getol menggunakan transaksi nontunai atau cashless. Ini tercermin transaksi uang elektronik yang mencapai Rp 399,6 triliun, melonjak 30,84% dibandingkan 2021.
"Pada 2022, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat ditopang oleh naiknya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, luasnya dan mudahnya sistem pembayaran digital, serta cepatnya digital banking," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, pekan ini.
Ia memperkirakan nilai transaksi uang elektronik akan semakin meningkat pada tahun ini mencapai Rp 495,2 triliun, tumbuh 23,9% dibandingkan 2021. Transaksi digital banking juga diperkirakan tumbuh 22,1% mencapai Rp 64,17 triliun pada tahun ini. Realisasi transaksi digital banking pada tahun lalu mencapai Rp 52,54 triliun, naik 28,72%.
Di sisi lain, menurut Perry, jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Desember 2022 hanya meningkat 6,95% (yoy) mencapai Rp1.026,5 triliun.
"BI akan terus mendorong inovasi sistem pembayaran dan memastikan ketersediaan uang rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh NKRI," ujar Perry.
Adapun salah satu inovasi sistem pembayaran yang dilakukan BI sejak tahun lalu adalah perluasan penggunaan QRIS untuk transaksi pembayaran antarnegara.
Bank Indonesia bersama empat bank sentral negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya akan mengimplementasikan kerja sama pembayaran lintas negara pada tahun ini. Dengan kerja sama tersebut, maka orang Indonesia bisa bertransaksi menggunakan QR Indonesia Standar (QRIS) saat berpergian ke empat negeri tersebut.
"Langkah kami selanjutnya adalah regional ASEAN-5 dalam kerja sama pembayaran QR, fast payment menggunakan mata uang lokal. Kami menargetkan penandatangan MoU lima pimpinan dilakukan pada November tahun ini," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam seminar Advancing Digital Economy and Finance: Cross Border Payment di Nusa Dua, Bali, Kamis (14/7).
Negara yang ikut serta dalam kerja sama ini, yakni Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Kerja sama tersebut mencakup pembayaraan menggunakan QR code dan fast payment BI Fast.