OJK Ungkap Alasan Hasil Investasi Dana Pensiun BUMN Rendah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan terdapat empat dana pensiun yang hasil investasinya di bawah 2% sebab dipengaruhi oleh strategi penempatan investasi dari setiap pengelola dana pensiun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Ogi Prastomiyono menyaatkan, hasil investasi setiap dana pensiun tidak dapat disamakan. Untuk dana pensiun yang menempatkan mayoritas portofolionya di reksa dana pasar uang akan berbeda hasilnya dengan dapen yang menempatkan investasi di pasar modal.
"Namun, khusus untuk dana pensiun program manfaat pasti (PPMP), target hasil investasi juga harus memperhatikan asumsi tingkat bunga aktuaria," katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK, dikutip Rabu (7/6).
Ogi mengatakan, OJK selalu melakukan koordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memastikan kebutuhan pendanaan untuk menutup defisit dapen tersebut.
"Hingga sampai saat ini OJK masih menunggu hasil asesmen yang disampaikan oleh tim Kementerian BUMN," katanya.
Ogi juga memaparkan dana pensiun pemberi kerja (DPPK) BUMN ada 61. Dengan rincian sebanyak 50 dana pensiun DPPK adalah program pensiun manfaat pasti (PPMP) dan 11 program pensiun iuran paști (PPIP). Adapun, asetnya senilai Rp 127 triliun, dengan peserta 734.426 orang.
Dia menjelaskan, rata-rata return on investment (ROI) tiga tahun dana pensiun dari dana pensiun pemberi kerja BUMN itu masih di atas rata-rata yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun selama tiga tahun terakhir.
Terkait dengan pendanaan, 50 dana pensiun pemberi kerja program manfaat pasti, ada sekitar 21 dana pensiun dalam kondisi baik tingkat pendanaan satu dan tingkat pendanaan dua.
"Kemudian, 29 dana pensiun tingkat pendanaan tiga. Ini sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh OJK," katanya.
Adapun, Kementerian BUMN akan menginvestigasi empat dana pensiun pelat merah yang diduga melakukan tindak pidana korupsi dana kelolaan, selain dana pensiun PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dapen BUMN yang imbal hasil atau yield-nya hanya 2% akan diinvestigasi ketat. "Investigasi ini akan dilakukan secara bertahap," katanya.
Menurutnya, sangat tidak masuk akal jika dapen memiliki instrumen investasi yang ditempatkan di SBN 6%, tapi hasil investasinya hanya 2%.