Risiko Geopolitik dan Pelemahan Ekonomi Cina Dorong Permintaan Emas

Hari Widowati
2 Februari 2024, 12:59
Ilustrasi emas
Pexels
Laporan terbaru World Gold Council (WGC) menyebut permintaan emas mencapai rekor tertinggi pada 2023 karena ketegangan geopolitik yang terus-menerus dan pelemahan ekonomi Cina.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Laporan terbaru World Gold Council (WGC) menyebut permintaan emas mencapai rekor tertinggi pada 2023 karena ketegangan geopolitik yang terus-menerus dan pelemahan ekonomi Cina mendorong investor menuju aset safe haven.

Total transaksi emas mencapai 4.899 ton tahun lalu dibandingkan dengan 4.741 ton pada tahun 2022. Total transaksi ini mencakup transaksi over the counter (OTC) dan arus saham yang mencerminkan perubahan persediaan di bursa komoditas. Berbeda dengan perdagangan yang dilakukan di bursa, transaksi OTC terjadi secara langsung antara dua pihak.

"Pendorong terbesar permintaan emas pada tahun 2023 adalah perang Rusia-Ukraina dan konflik Israel-Hamas serta perlambatan ekonomi Cina. Hal ini dapat terus meningkatkan harga logam mulia hingga 2024," kata Shaokai Fan, Kepala Bank Sentral di WGC, seperti dikutip CNBC.com, Jumat (2/2).

Harga emas mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar US$2.100 per ounce pada Desember 2023 karena bank sentral serta investor retail meningkatkan pembelian emas. Pembelian emas oleh bank sentral telah melebihi 1.000 ton selama dua tahun berturut-turut.

“Tahun 2023 adalah tahun tertinggi kedua dalam sejarah pembelian emas oleh bank sentral, sangat dekat dengan rekor tertinggi pada 2022,” kata Fan kepada CNBC.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) merupakan pembeli emas terbesar dengan jumlah 225 ton tahun lalu. Pembelian itu meningkatkan stok emas PBOC menjadi 2.235 ton.

“Jika Anda sebagai individu melihat bahwa bank sentral Anda sendiri membeli emas dalam jumlah besar, setidaknya Anda lebih sadar akan emas…Anda mungkin juga menganggap emas sebagai investasi pribadi,” kata Fan.

Krisis real estate di Tiongkok juga telah mendorong lebih banyak investor beralih ke emas. China Evergrande, yang pernah menjadi salah satu pengembang properti terbesar di negara itu, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan Hong Kong. Keputusan untuk melikuidasi perusahaan itu terjadi setelah Evergrande gagal mencapai kesepakatan untuk restrukturisasi utangnya.

Investasi negara pada emas batangan dan koin meningkat 28% dibandingkan tahun 2022 dan mencapai 280 ton pada tahun lalu.

“Investor Cina khawatir tentang masa depan kelas aset lainnya, dan mereka beralih ke emas sebagai cara untuk melindungi portofolio investasi mereka,” kata Fan. Ia menyebut emas memiliki kinerja yang sangat baik dibandingkan dengan kelas aset lainnya di Cina.

Cina Jadi Pemborong Perhiasan Emas Dunia

Data WGC juga menunjukkan bahwa Cina menggeser India sebagai pembeli perhiasan emas terbesar di dunia pada tahun 2023. Masyarakat di Tiongkok membeli 603 ton perhiasan emas pada tahun lalu, meningkat 10% dari tahun 2022.

"Hal ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya pernikahan yang ditunda setelah perekonomian dibuka kembali dari pandemi pada akhir tahun 2022," kata Fan.

Ia menjelaskan bahwa pembelian emas dapat meningkat seiring dengan semakin dekatnya Tahun Baru Imlek. Menurut cerita rakyat Asia, Tahun Naga adalah tahun yang baik untuk memiliki anak.

“Lebih banyak bayi umumnya akan [menyebabkan] dampak positif pada permintaan emas,” kata Fan. Namun, ia juga memperingatkan bahwa permintaan emas Tiongkok bisa turun setelah kuartal pertama tahun 2024.

Selain kenaikan harga emas dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, tahun ini diperkirakan menjadi tahun yang kurang menguntungkan bagi pernikahan. India juga hanya akan memiliki 16 tanggal pernikahan yang menguntungkan pada kuartal pertama, dibandingkan dengan 28 tanggal pada tahun lalu.

Pembelian perhiasan emas India turun 6% menjadi 562 ton pada 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena pasar yang sensitif terhadap harga.

Prospek Emas di Tahun 2024

WGC memproyeksikan pembelian emas tahun ini kemungkinan tidak akan mencapai level yang sama dengan tahun 2023. Akan tetapi, penurunan inflasi dapat mencegah penurunan permintaan secara drastis.

“Jika inflasi turun secara signifikan, konsumen mungkin mulai merasa lebih kaya secara riil, sehingga dapat memitigasi penurunan permintaan,” kata WGC.

Inflasi di AS mencapai 3,3% pada tahun 2023, masih di atas target Federal Reserve sebesar 2%. Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa Federal Reserve AS kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga pada Maret mengingat inflasi masih tinggi.

Pengumuman tersebut memicu penurunan harga emas sebesar 3% menjadi US$2.064 per ouncce selama sesi perdagangan Kamis (1/2) pagi di Asia.

“Selama periode hiperinflasi kuat yang terus-menerus, kinerja emas sangat baik. Namun selama periode inflasi yang moderat, harga emas bisa mengalami kenaikan. Mungkin juga ditentukan oleh faktor-faktor lain,” kata Fan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...