Tembus Rp1 Triliun, Bank DKI Raih Laba Tertinggi sejak Tahun 1961

Shabrina Paramacitra
Oleh Shabrina Paramacitra - Tim Publikasi Katadata
19 Februari 2024, 11:00
Bank DKI melaporkan kinerja terbarunya yang mencatat laba tertinggi sepanjang sejarah perseroan.
Bank DKI
Button AI Summarize

PT Bank DKI mencatat kinerja keuangan periode kuartal IV 2023 (audited) dengan membukukan laba bersih sebesar Rp1,02 triliun. Angka ini merupakan pencapaian laba bersih tertinggi sejak perseroan berdiri tahun 1961. Laba bersih tersebut tumbuh 8,63% dibanding periode kuartal IV 2022 yang senilai Rp939,11 miliar.

Peningkatan laba bersih kali ini didorong peningkatan pendapatan bunga yang tumbuh 17,82% menjadi Rp5,34 triliun pada kuartal IV 2023. Pada saat yang sama, peningkatan pendapatan berbasis biaya atau fee based income tercatat sebesar 8,47% secara tahunan (YoY), menjadi Rp624,77 miliar.

“Pencapaian kinerja ini merupakan salah satu milestone Bank DKI yang terwujud berkat dukungan dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan,” kata Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI Romy Wijayanto dalam keterangan tertulis, Senin (19/2).

Sepanjang 2023, Bank DKI telah menyalurkan kredit termasuk pembiayaan syariah sebesar Rp52 triliun, atau tumbuh 7,50% (YoY). Pertumbuhan kredit dan pembiayaan didorong terutama oleh kredit ritel yang tumbuh 49,01% (YoY) menjadi Rp1,93 triliun.

Kredit segmen mikro naik 42,67% (YoY) menjadi Rp3,66 triliun pada kuartal IV 2023. Akselerasi itu menumbuhkan porsi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dibanding total kredit Bank DKI hingga 10,74% pada akhir 2023. Capaian ini meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 7,98%.

“Peningkatan porsi UMKM ini selaras dengan visi dan misi Bank DKI, serta sebagaimana harapan pemegang saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa terus meningkatkan pemberdayaan UMKM,” ujar Romy.

Selain itu, kredit konsumer tumbuh positif sebesar 11,58% (YoY) menjadi Rp22,10 triliun pada kuartal IV 2023. Pertumbuhan juga terjadi pada segmen kredit komersial (termasuk term loan) yang naik 6,37% (YoY) menjadi Rp17,56 triliun. Kredit menengah tumbuh 1,34% (YoY) menjadi Rp1,92 triliun, sementara penyaluran kredit sindikasi mencapai Rp4,84 triliun.

Pertumbuhan kredit ini diikuti kualitas aset yang baik. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) secara gross terjaga pada level 1,76%, sedangkan NPL secara nett tercatat pada level 0,58%. Bank DKI akan menjaga keberlanjutan usaha dengan menjaga rasio cadangan kerugian penurunan nilai sampai 223,85%.

Perihal dana pihak ketiga, Bank DKI memfokuskan penghimpunan dana murah atau current account saving account (CASA). Hal ini tercermin dari pertumbuhan giro sebesar 5,72% (YoY) menjadi Rp18 triliun per kuartal IV 2023. Tabungan tercatat senilai Rp11,68 triliun, tumbuh 2,22% (YoY).

Pertumbuhan giro dan tabungan mendorong peningkatan rasio CASA, dari 43,70% pada kuartal IV 2022 menjadi 46,65% pada kuartal IV 2023. Hal ini terjadi seiring penurunan deposito sebesar 7,38% (YoY) menjadi Rp33,95 triliun pada kuartal IV 2023.

Romy menjelaskan, penurunan dana mahal merupakan strategi Bank DKI dalam menjaga rasio likuiditas dan menekan biaya bunga, serta menjaga rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR). Realisasi LDR per kuartal IV 2023 mencapai 81,73%, meningkat 7,43% dibanding posisi posisi kuartal IV 2022 yang sebesar dengan 74,30%.

Berbagai kinerja tersebut mendorong pertumbuhan total aset Bank DKI sebesar 5,30% (YoY) menjadi Rp83,06 triliun pada kuartal IV 2023. Sementara itu, rasio pengembalian ekuitas mencapai 10,29%, lebih tinggi dari posisi pada kuartal 2022 yang sebesar 10,10%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...