Bitcoin Dekati Rekor All Time High, Investor Lirik Shiba Inu
Bitcoin di level tertinggi dalam dua tahun terakhir dan menembus level US$ 68.600 atau sekitar Rp 1,07 miliar mendekati level tertinggi sepanjang masa di US$69.000 (Rp 1,08 miliar), pada Selasa (5/3). Sepanjang tahun ini, harga Bitcoin sudah naik 50% dan sebagian besar kenaikannya terjadi dalam beberapa minggu terakhir ketika arus dana masuk ke ETF Bitcoin melonjak.
Pada perdagangan di pasar Asia, Bitcoin mencapai level US$68.500 (Rp 1,06 miliar) setelah mencapai sesi tertinggi US$68.828 (Rp 1,07 miliar). Bitcoin semakin mendekati level tertinggi sepanjang masa, yakni US$68.999,99 yang dicapai pada November 2021.
Reksa dana yang diperdagangkan di bursa (Exchange Traded Fund/ETF) Bitcoin yang disetujui oleh US SEC pada awal tahun ini membuka jalan bagi para investor besar untuk masuk ke aset kripto ini. Hal ini menghidupkan kembali antusiasme dan momentum yang mengingatkan kita pada kenaikan hingga mencapai rekor tertinggi pada tahun 2021.
"Ini adalah crypto mania 4.0, dan saya pikir jika kita terus melihat volatilitas obligasi dan suku bunga yang cukup rendah, hal ini dapat terus berlanjut. Pasti ada sesuatu yang tidak rasional yang merayap ke pasar," kata Kyle Rodda, analis pasar senior di Capital.com, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/3).
Permintaan terhadap Shiba Inu Meroket
Ekses spekulasi yang sedang berkembang di pasar kripto, turut meningkatkan permintaan terhadap aset kripto lainnya, salah satunya Shiba Inu (SHIB).
Menurut CoinGlass, notional open interest atau nilai dolar yang terkunci dalam kontrak berjangka abadi aktif yang terkait dengan Shiba Inu (SHIB) telah melampaui US$100 juta (Rp 1,56 triliun) untuk pertama kalinya sejak Agustus 2023. Kontrak berjangka SHIB berukuran 1.000 SHIB per kontrak dengan leverage hingga 25 kali lipat.
Dalam tujuh hari terakhir, kapitalisasi pasar SHIB telah melonjak lebih dari 130% menjadi US$ 13,44 miliar (Rp 218,1 triliun), mengalahkan kenaikan 22% dalam indeks CoinDesk 20. Peningkatan minat terbuka bersamaan dengan kenaikan nilai pasar menunjukkan masuknya uang baru ke dalam SHIB.
Contoh sebelumnya dari minat terbuka di atas US$100 juta dalam kontrak berjangka SHIB telah menandai puncak harga Bitcoin sementara.
SHIB bukan satu-satunya yang menandakan buih spekulatif. Data yang dilacak oleh 10X Research menunjukkan volume transaksi di Korea Selatan rata-rata mencapai atau mendekati US$8 miliar (Rp 124,8 triliun) baru-baru ini. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan dari US$1 miliar (Rp 15,6 triliun) per hari yang diamati sebelum kenaikan bitcoin mengumpulkan tenaga.
"Ada gelombang aktivitas retail yang terjadi dari altcoin ke meme coin," kata Markus Thielen, pendiri 10X Research, mengacu pada peningkatan volume perdagangan di bursa Korea, seperti dikutip CoinDesk.
Thielen menambahkan bahwa Bitcoin dapat mencapai level tertinggi baru sepanjang masa di atas US$69.000 minggu ini karena arus masuk ke ETF spot yang berbasis di AS terus meningkat secara signifikan melebihi jumlah BTC yang dibuat per hari. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan penawaran-permintaan meningkat menjadi 1:10.
"Meja perdagangan over-the-counter (OTC) berurusan dengan klien institusional besar. Menurut data inventaris agregat mereka, saldo telah menurun dari hampir 10.000 Bitcoin pada kuartal kedua 2023 menjadi kurang dari 2.000," ujar Thielen.
Hal ini menunjukkan bahwa institusi seperti penerbit ETF Bitcoin, melalui market maker mereka, harus membeli Bitcoin langsung dari bursa. Ketidakseimbangan penawaran dan permintaan mencapai 1:10 untuk penambangan harian dibandingkan dengan permintaan ETF harian.