Suku Bunga BI Naik, BRI Genjot Pertumbuhan Kredit Dua Digit
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) merespons soal kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia 25 basis poin (bps) menjadi 6,25% dalam rapat dewan gubernur April 2024.
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan keputusan BI menaikkan suku bunga acuan merupakan keputusan yang tepat dan perusahaan akan tetap mengoptimalkan pertumbuhan kredit dua digit pada tahun ini.
"Lalu bagaimana dengan bank, ya kita harus mengikuti karena kenaikan suku bunga adalah keputusan yang rasional," kata Sunarso kepada wartawan, Kamis (25/4).
Dia juga menjelaskan bank harus berusaha mempertahankan likuiditasnya seiring dengan kenaikan suku bunga acuan bank sentral. Sunarso menilai, sangat penting bagi semua bank memikirkan cara untuk menjaga likuiditas saat ini. Sebab, kata dia, tantangan likuiditas menjadi sangat penting dalam mempertimbangkan kondisi naiknya suku bunga.
"Namun di BRI sendiri Loan to Deposito Ratio (LDR) atau rasio pinjaman terhadap simpanan berada dikisaran 83,38%. Jadi BRI hingga kuartal I tidak ada isu likuiditas," sebut Sunarso.
Karena itu, Sunarso optimis pertumbuhan kredit BRI dapat mencapai hingga dua digit meskipun suku bunga BI naik 25 basis poin.
Hingga periode kuartal pertama 2024, BRI membukukan laba bersih Rp 15,9 triliun. Perolehan tersebut meningkat 2,69% dibanding periode sama pada kuartal pertama 2022 sebesar Rp 15,5 triliun. Pendapatan bunga bersih BRI meningkat menjadi Rp 35,95 triliun dari perolehan kuartal pertama 2023 senilai Rp 32,77 triliun.
BRI juga menyalurkan kredit sebesar Rp 1.308,65 triliun, meningkat 10,89% secara tahunan. Dari penyaluran kredit tersebut, sekitar 83,25% disalurkan kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang setara Rp 1.089,41 triliun.