Jelang Pengumuman Suku Bunga AS, Emas Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa
Harga emas spot naik 1,8% dan mencapai rekor tertinggi di level US$2.556,86 (Rp 39,39 juta) per ounce pada hari Kamis (12/9). Reli logam mulia ini dibantu oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve minggu depan setelah data AS mengisyaratkan perlambatan ekonomi.
Harga emas berjangka AS naik 1,7% pada US$2.585,20 (Rp 39,82 juta) per ounce, pada Kamis (12/9).
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara bagian naik 2.000 menjadi 230.000 yang disesuaikan secara musiman. Harga produsen AS naik sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan di bulan Agustus di tengah biaya yang lebih tinggi untuk layanan, tetapi trennya tetap konsisten dengan meredanya inflasi.
“Kita sedang menuju ke tingkat suku bunga yang lebih rendah sehingga emas menjadi jauh lebih menarik... Saya pikir kita berpotensi mengalami pemangkasan yang lebih sering dibandingkan dengan besaran yang lebih besar,” kata Alex Ebkarian, Chief Operating Officer di Allegiance Gold, seperti dikutip CNBC.
Indikator CME Fedwatch menunjukkan pasar saat ini memperkirakan peluang 87% untuk penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed 17-18 September mendatang. Adapun penurunan suku bunga Fed sebesar 50 basis poin peluangnya mencapai 13%.
Emas batangan dengan imbal hasil nol cenderung menjadi investasi yang lebih disukai di tengah suku bunga yang lebih rendah.
“Pasar tenaga kerja terus goyah dan jika pasar tenaga kerja memburuk, perjalanan yang akan mereka lakukan dalam menurunkan suku bunga akan berlangsung lama,” kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures.
Harga Paladium Ikut Melejit
Di tempat lain, paladium naik 2,7% menjadi US$1.035,69 (Rp 15,94 juta) per ounce, mencapai level tertinggi sejak lebih dari dua bulan.
Para pedagang mengatakan bahwa logam ini diuntungkan dari reli singkat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow harus mempertimbangkan untuk membatasi ekspor uranium, titanium, dan nikel sebagai pembalasan terhadap Barat.
“Putin tidak menyebutkan paladium. Namun karena logam ini merupakan produk sampingan dari produksi nikel Rusia, pembatasan ekspor semacam itu dapat menurunkan produksi kedua logam tersebut dan memperdalam defisit saat ini di pasar paladium,” ujar ahli strategi komoditas WisdomTree, Nitesh Shah.
Harga perak spot naik 2,3% menjadi US$29,35 (Rp 452.152) per ounce dan platinum naik 1,8% menjadi US$968,48 (Rp 14,92 juta) per ounce.